SANCAnews – Seorang akademisi AS, Hatem Baizan, mengungkapkan
bahwa seharusnya dunia Muslim memberikan dukungan militer kepada Palestina
untuk membela diri, alih-alih hanya mengungkapkan solidaritas semata.
Hal itu disampaikan dosen di Departemen Studi Etnis
Universitas California Berkeley itu saat diwawancarai oleh media Turki, Anadolu
Agency.
"Dan (Israel) melepaskan kekuatan militernya pada
orang-orang Palestina tanpa senjata sama sekali," kata dosen itu, mencatat
bahwa Palestina sedang menghadapi tentara terbesar keempat di dunia.
Dalam kritik terhadap dunia Islam, Baizan mengatakan
negara-negara Muslim besar memiliki pesawat terbang, peluncur roket sebagai
perlengkapan militer, namun tidak menggunakannya untuk membantu Palestina.
"Mereka menggunakannya untuk melawan Yaman. Mereka sama
sekali tidak terlibat atau mendukung Palestina yang memerangi kolonialisme
pemukim," kata akademisi itu.
"Dan saya pikir dunia Muslim harus diuji, dukungan
emosional tidak cukup. Dan tidak cukup hanya turun ke jalan dan protes. Anda
harus benar-benar terlibat dan melihat bagaimana Anda dapat mendukung
Palestina," kata Baizan.
Ketegangan yang dimulai di Yerusalem Timur selama bulan suci
Ramadhan, kini telah menyebar ke Gaza sebagai akibat serangan Israel terhadap
jamaah di kompleks Masjid Al-Aqsa dan lingkungan Sheikh Jarrah.
Saat itu warga Palestina memprotes rencana penggusuran Israel
atas Sheikh Jarrah, yang kemudian ditunda oleh pengadilan Israel.
Dalam serangan Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza
yang terkepung sejak Senin, setidaknya 213 warga Palestina telah tewas pada
Selasa, termasuk 61 anak-anak, 36 wanita, dan 16 orang lanjut usia, menurut
Kementerian Kesehatan Palestina yang berbasis di Gaza.
Sepuluh orang Israel juga tewas dalam tembakan roket
Palestina dari Jalur Gaza ke Israel. Terbaru, serangan roket Gaza juga
menewaskan dua pekerja asing asal Thailand. []