SANCAnews – Kebijakan pemerintah dalam mengendalikan sebaran
Covid-19 menuai kontroversi publik. Pasalnya, di saat masyarakat dilarang untuk
mudik lebaran, tempat-tempat wisata justru dibuka. Padahal mudik maupun
berwisata sama-sama berpotensi menyebarkan virus.
Mantan anggota Ombudsman RI Alvin Lie pun mengeluarkan
sindirannya atas fenomena yang terjadi di tanah air tersebut.
“Virus corona varian +62 mampu bedakan orang mudik vs orang
wisata,” tuturnya, Sabtu (1/5).
Pernyataan ini kemudian turut dikomentari oleh Koordinator
Gerakan Indonesia Bersih Adhie Massardi.
Dengan nada satire, Adhie menyebut bahwa varian baru Covid
+62 tidak akan berbahaya kerumunan di pusat perbelanjaan atau mal. Termasuk
kerumunan yang digelar oleh pemerintah.
Virus varian tersebut hanya ganas pada kerumunan yang digelar
rakyat biasa dan mereka yang selalu mengkritik pemerintah.
“Covid-19 sudah bermutasi jadi Covid+62 dan sudah dikelola
Kakak Pembina. Sehingga hanya ganas kepada kerumunan yang kontra-pemerintah
atau rakyat biasa, tapi tidak berbahaya dalam kerumunan yang digelar
pemerintah, atau kerumunan di mal,” ujarnya.
Covid +62 sendiri merupakan sindiran terhadap kerumunan di
tanah air yang masih terjadi meski virus corona belum menghilang. Angka +62 sendiri merujuk pada kode negara
Indonesia. []