SANCAnews – Pemerintah didorong agar lebih tegas melakukan
pembatasan dan pelarangan warga negara asing (WNA) masuk ke Indonesia.
Pasalnya, beberapa negara telah melaporkan adanya lonjakan kasus Covid-19.
"Pemerintah mesti tegas, bukan hanya melarang WNA asal
India, tetapi juga WNA-WNA dari beberapa negara yang terindikasi mengalami
kenaikan kasus," ujar Wakil Ketua MPR RI dari Fraksi Partai Demokrat,
Syarief Hasan, Sabtu (24/4).
Syarief menyampaikan baru-baru ini, India melaporkan kasus
harian Covid-19 yang mencapai 300 ribu dalam 24 jam terakhir. Selain itu,
beberapa negara lain, seperti Brasil, Filipina, hingga China kembali melaporkan
kenaikan kasus.
Terkait kondisi ini, Syarief pun menyesalkan soal masuknya
WNA dari India dan China ke Indonesia di tengah pandemi.
Adapun pada awal 2021, sebanyak 153 WNA asal China masuk ke
Indonesia, disusul 127 WNA asal India yang masuk pada awal April 2021. Padahal,
saat ini pandemi di Indonesia belum menunjukkan pelandaian yang cukup
signifikan.
"Kita memiliki potensi kenaikan kasus seiring dengan
maraknya WNA yang masuk ke Indonesia," kata politisi senior Demokrat itu.
Syarief menyebut kasus harian Covid-19 di Indonesia masih
sangat tinggi. Per Kamis (22/4), kasus harian mencapai 5.720 kasus dengan 230
orang di antaranya tutup usia sehingga total kasus positif di Indonesia
mencapai 1,62 juta kasus.
Menurutnya, masuknya WNA ke Indonesia, khususnya dari negara
episentrum Covid-19 berbahaya bagi Indonesia.
"Pemerintah harusnya berhati-hati dan belajar dari
pengalaman masuknya Covid-19 ke Indonesia pertama kali pada awal bulan Maret
2020," katanya.
Oleh karena itu, Syarief meminta agar pemerintah menunjukkan
ketegasannya. Menurutnya, saat ini kebijakan pemerintah masih terkesan
kontradiktif.
"Pemerintah melakukan pengetatan dan pelarangan mudik, namun belum menunjukkan ketegasan terkait masuknya WNA di Indonesia. Pemerintah harusnya membuat kebijakan secara komprehensif dengan pengetatan dalam negeri dan pembatasan WNA masuk ke Indonesia," ucapnya. (rmol)