SANCAnews – PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) PELNI
buka suara terkait isu yang sedang ramai mengenai kegiatan pengajian yang
dinilai radikal. Perseroan pun menyampaikan permohonan maaf atas keresahan yang
ditimbulkan.
Saat ini manajemen sudah mengambil tindakan yang diperlukan.
Serta menegaskan bahwa perseroan dalam menjalankan usahanya berpedoman pada
nilai-nilai Pancasila dan selalu menegakkan komitmen Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).
Pjs. Kepala Kesekretariatan Perusahaan PT PELNI Opik Taufik
mengatakan, pihaknya langsung menindaklanjuti persoalan ini secara serius dan
objektif. Hal ini akan menjadi evakuasi perseroan.
“Kami telah melakukan klarifikasi kepada pihak-pihak yang
terkait langsung. Kami sekaligus meminta maaf kepada segenap stakeholder dan
masyarakat atas kegaduhan yang terjadi. Ini akan menjadi evaluasi bagi kami
untuk ke depannya," ujarnya dalam keteranganya, Jumat (9/4/2021).
Sebagaimana informasi yang beredar, bahwa Badan Kerohanian
Islam atau Bakis PELNI menggelar kegiatan kajian dalam rangka menyemarakkan
datangnya Bulan Suci Ramadan. Namun, kegiatan tersebut dibatalkan karena belum
memenuhi prosedur dan ketentuan yang berlaku di Perusahaan
Badan Kerohanian Islam atau Bakis PT PELNI merupakan badan
keagamaan islam di bawah Perusahaan. Kegiatan yang dilakukan oleh Bakis PT
PELNI adalah memfasilitasi pegawai muslim di Perusahaan untuk melakukan
kegiatan rohani, seperti kegiatan Ramadhan, Idul Fitri, Idul Adha, pengajian,
serta menyalurkan zakat dan infaq pegawai PT PELNI.
"Setelah dilakukan klarifikasi kepada penyelenggara
kegiatan, kami mendapati terdapat kealpaan untuk melakukan komunikasi
sebagaimana yang biasa dilakukan seperti tahun-tahun sebelumnya. Meski begitu,
kami segera merespon kekeliruan ini secara serius," kata Opik.
PT Pelni resmi mencopot pejabatnya, Kamis (8/4/2021). Pejabat
itu diduga kuat mengelar kajian Ramadhan yang tak berizin dari direksi serta
diduga terlibat radikalisme.
Hal itu diungkapkan Komisaris Independen Dede Budhyarto
melalui akun twitternya, @kangdede78, kemarin. Dalam cuitannya ia mengungkapkan
temuan ini didapat melalui flyer yang tersebar di jejaring pegawai PT Pelni.
"Sehubungan flyer info penceramah dlm kegiatan Ramadhan
di lingkungan PT @pelni162 dr Badan Dakwah Pelni yg sudah beredar luas perlu
saya sampaikan bahwa: Panitia menyebarkan info terkait pembicara Ramadhan belum
ada ijin dari Direksi. Oleh sebab itu kegiatan tsb DIBATALKAN," kata Dede
dalam cuitannya.
Dalam flyer yang tersebar, diketahui nantinya akan ada
ceramah setiap Kamis di waktu Ramadhan secara daring. Beberapa penceramahan
seperti Ustaz Firanda Andirja, Ustaz Rizal Yuliar, Ustaz Syafiq Riza Basalamah
disebut akan mengisi ceramah pada siang dan disiarkan di akun medsos resmi PT
Pelni.
Selain membatalkan kegiatan, Dede mengungkapkan PT Pelni juga
memecat pejabatnya. Tak rinci pejabat yang dimaksud dan apa jabatannya.
"Selain itu pejabat yg terkait dgn kepanitiaan acara tsb telah
DICOPOT," katanya.
Dede menjelaskan bahwa hal itu menjadi pelajaran bagi BUMN.
Ia menegaskan agar tak segan mencopot pegawainya yang terpapar radikalisme.
"Ini pelajaran sekaligus WARNING kpd seluruh BUMN, jangan segan-segan
MENCOPOT ataupun MEMECAT pegawainya yg terlibat radikalisme. Jangan beri ruang
sdktpun, BERANGUS," tutupnya. []