SANCAnews – Ketum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati
Soekarnoputri bertemu dengan Mendikbud Nadiem Makarim di tengah isu reshuffle
kabinet. Usai pertemuan, PDIP, melalui Sekjen Hasto Kristiyanto, memuji-muji
Nadiem. PDIP ingin menyelamatkan Nadiem agar tak di-reshuffle?
"Wajar juga muncul interpretasi ada hubungan perjumpaan
Nadiem tersebut dengan Bu Mega yang notabene Ketua Umum PDI Perjuangan, yang
menjadi partai penyokong utama pemerintahan Jokowi," kata Direktur
Eksekutif The Political Literacy, Gun Gun Heryanto, kepada wartawan, Kamis
(22/4/2021).
Gun Gun menyakini di balik pertemuan Megawati dan Nadiem,
PDIP memiliki tujuan tertentu. Dugaan sederhana dari Gun Gun, PDIP ingin
menunjukkan sikap pedulinya kepada Nadiem.
"Tapi, tentu parpol selalu punya intensi atau tujuan saat
mengundang seseorang secara khusus," sebut Gun Gun.
"Apakah ini menunjukkan sikap 'care' PDIP pada Nadiem?
Bisa jadi iya, mengingat, kalau tidak ada hubungan emosional atau personal,
siapapun yang ada di jajaran kabinet, apalagi ramai mau di-reshuffle dan bukan
bagian dari partainya, ya tentu PDIP juga tak akan peduli memberi 'panggung' di
rumah mereka bukan," papar dia menambahkan.
Gun Gun menjelaskan, apa yang dia sampaikan merupakan
analisis dari aspek komunikasi. Anggota Dewan Pakar Ikatan Sarjana Komunikasi
Indonesia itu menilai PDIP sedang mencoba mempertahankan citra Nadiem.
"Ini semacam pembacaan konteks komunikasi saja dari
manajemen impresi yang ditunjukkan PDIP. Coba cermati soal care dan manajemen
impresi PDIP," sebut Gun Gun
Seperti diketahui, Megawati bertemu dengan Nadiem di
kediamannya, Jalan Teuku Umar, Menten, Jakarta Pusat, di tengah isu reshuffle.
PDIP mengklaim Megawati dan Nadiem yang bicara soal reshuffle, melainkan
perihal pendidikan nasional.
PDIP menyebut Nadiem memiliki gagasan pendidikan yang berakar
pada pemikiran Ki Hadjar Dewantara. Gagasan itu dinilai perlu didukung. PDIP
juga memuji-muji Nadiem.
"Jika ditanya bagaimana kami memandang kinerja Mendikbud
sejauh ini, apa yang dicanangkan oleh Mendikbud Nadiem Makarim dengan
pendidikan yang memerdekakan dan berakar pada falsafah pemikiran Ki Hadjar
Dewantara perlu mendapat dukungan. Partai tidak melihat menteri sebagai
individu," ucap Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, dalam keterangan
tertulisnya, Rabu (21/4).
"Partai melihat menteri sebagai pembantu presiden yang
harus menjalankan kebijakan presiden, yang berfokus pada upaya menjalankan
konstitusi dan UU dengan selurus-lurusnya. Terlebih pendidikan juga harus
mengedepankan objektivitas, rasionalitas, dan semangat juang untuk menguasai
ilmu pengetahuan. Atas pemaparan Menteri Pendidikan, bagaimana pendidikan juga
membumikan Pancasila sangat menarik dan penuh dengan inovasi dan
terobosan," sambung dia. (glc)