SANCAnews – Ketua LP Ma'arif Nahdlatul Ulama (NU) Arifin
Junaidi menyebut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim bakal
mendatangi kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Kamis (22/4) siang.
"Iya, infonya begitu [akan datang ke PBNU], pukul 14,30
WIB. Diterima Kiai Said Aqil (ketua umum PBNU)," tutur Arifin ketika
dihubungi CNNIndonesia.com.
Arifin mengatakan kedatangan Nadiem ke kantor PBNU bertujuan
untuk meluruskan kisruh tudingan dihapusnya nama pendiri NU, Hadratus Syekh
Hasyim Asy'ari dalam Kamus Sejarah Indonesia Jilid I yang diduga diterbitkan
Kemendikbud.
"Katanya mau minta maaf atas kejadian itu,"
tuturnya.
Dia mengklaim, Nadiem akan mengklarifikasi langsung terkait
kisruh tersebut dan menjelaskan duduk perkara dari penghapusan nama Hasyim
Asy'ari dalam kamus.
Nadiem juga disebut akan mengajak NU melakukan revisi
terhadap buku Kamus Sejarah Indonesia Jilid I.
"Akan menyampaikan rencana untuk revisi buku kamus
sejarah itu dengan melibatkan NU," sambung Arifin.
Ketika dikonfirmasi secara terpisah, Kepala Biro Humas dan
Kerjasama Kemendikbud Hendarman mengaku belum mengetahui rencana kunjungan
tersebut.
"Belum ada info," katanya kepada CNNIndonesia.com.
Komunitas warga NU yang tergabung dalam NU Circle memprotes
Nadiem karena salinan buku Kamus Sejarah Indonesia Jilid I didapati menghapus
nama Hasyim Asy'ari.
Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Hilmar mengakui penghapusan
nama Hasyim Asy'ari dari kamus merupakan kesalahan yang dilakukan tanpa
sengaja. Ia pun menyatakan salinan Kamus Sejarah Indonesia Jilid I yang beredar
belum resmi dan masih dalam tahap penyempurnaan.
"Saya mengakui bahwa ini kesalahan. Tapi ya karena
kealpaan, bukan kesengajaan. Itu poin yang mau saya tekankan," tuturnya,
Selasa (20/4).
Sementara Nadiem menegaskan Kamus Sejarah Indonesia Jilid I
disusun di tahun 2017, ketika dirinya belum menduduki kursi mendikbud. Ia
menyatakan tidak ada niat menghilangkan jejak sejarah dalam polemik tersebut.
[]