SANCAnews – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud)
mengunjungi Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Jalan Kramat Raya,
Senen, Jakarta Pusat pada Kamis (22/4) siang. Adapun, pembahasan dalam
pertemuan tersebut terkait dengan polemik Kamus Sejarah Nasional yang disusun
Kemendikbud.
“Tadi sudah langsung bertemu dengan Ketum NU Kiai Said Aqil
Siradj, tadi juga diterima oleh beberapa pengurus PB, beliau menyampaikan
tabayyun klarifikasi terkait dengan beredarnya kamus sejarah Indonesia yang
ternyata tadi pak menteri sudah menyampaikan bahwa ini adalah program 2017,”
ungkap Sekjen PBNU Helmy Faishal di
lokasi.
PBNU juga tadi menyampaikan kritik, saran, masukan serta
mengingatkan kepada Mendikbud bahwa sejarah pendidikan Indonesia tidak lepas
dari peran besar NU. “Tadi ada beberapa kesepakatan dan PBNU juga menyampaikan
dokumen-dokumen resmi ensiklopedia NU,” tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Mendikbud mengucapkan terima
kasih kepada pihak PBNU yang sudah menyambut kedatangannya dan berdiskusi
mengenai isu hangat tersebut.
“Pertama kesempatan untuk bisa meluruskan isu ini walaupun
ini terjadi disusun dirancang sebelum saya menjadi menteri,” ujarnya.
Untuk diketahui, kamus ini disusun pada 2017 lalu dan masih
berbentuk draf. Artinya, kamus ini tidak dalam masa kepemimpinannya, meskipun
begitu hal tersebut tetap menjadi tanggungjawabnya.
“Tapi terap saja sebagai menteri sekarang, itu menjadi
tanggungjawab saya untuk mengkoreksi,” imbuhnya.
Ia menyampaikan bahwa akan segera melakukan revisi pada kamus
sejarah itu. “Jadi kita akan segera, melakukan revisi daripada kamus sejarah
ini. Jadi ini akan segera kami koreksi dan kami mohon maaf dengan segala
ketidaknyamananya. Ini pun isu yang mengagetkan kami di Kemendikbud,” pungkas
Nadiem.
Sebagai informasi, Nadiem datang ke Kantor PBNU pada pukul 14.37 WIB dan selesai melakukan diskusi bersama pengurus PBNU sekitar jam 15.25 WIB. (jpc)