SANCAnews – Negara harus dikelola untuk melayani rakyat dan
tidak dapat dikelola seperti perusahaan swasta. Hal tersebut diungkapkan Ketua
Umum PDI Perjuangan Sumbar Alex Indra Lukman menanggapi penjelasan Direktur
Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau RNI, Arief Prasetyo Adi
yang menjelaskan alasan rencana pembelian peternakan sapi di Belgia yang sempat
diwacanakan Menteri BUMN, Erick Thohir.
Dikatakan Alex, rencana pembelian peternakan di Belgia
merupakan suatu kemunduran bagi bangsa Indonesia.
“Belanda saja di zaman penjajahan dulu, memilih untuk
membangun peternakan di Indonesia. Salah satunya peternakan Padang Mangateh di
Sumatera Barat," ujar Alex kepada wartawan, JUmat (30/4).
"Masak, setelah puluhan tahun negeri ini merdeka, kita
yang mau beli peternakan di luar negeri,” imbuhnya.
Menurutnya, terobosan yang diperlukan BUMN klaster pangan
dalam rangka menekan angka impor daging sapi sembari tetap manjaga harga daging
di dalam negeri, tidak bisa dilakukan secara instant.
“BUMN klaster pangan, harus memiliki peta jalan yang jelas
dan terukur dalam menekan angka impor sapi. Jangan tiba-tiba, menterinya
terpikir beli peternakan di luar negeri, lalu langsung dikaji. Ini bukan
perusahaan swasta. Ini BUMN. Ada uang rakyat di situ yang harus
dipertanggungjawabkan,” tegas Alex.
Dalam konfrensi pers secara virtual usai FGD Konsolidasi BUMN
Pangan, Kamis kemarin (29/4), Arief Prasetyo Adi mengungkapkan alasan Menteri
Erick Tohir kepincut membeli peternakan sapi di Belgia.
Salah satunya yakni adanya sapi jenis Belgian Blue yang
beratnya kurang lebih 900 kilogram sampai dengan 1,2 ton dengan masa
pemeliharaan 2 tahun.
Sapi tersebut lebih besar dari sapi jenis Limosin yang beratnya sekitar 600-700 kg dalam waktu yang sama. (rmol)