SANCAnews – Hilangnya nama pendiri Nahdlatul Ulama (NU), KH.
Hasyim Asyari dalam Kamus Sejarah Republik Indonesia jilid I bukan perkara
sederhana.
Karena itu, keteledoran yang telah dilakukan pihak Direktur
Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid tidak seharusnya selesai
dengan permohonan maaf.
Demikian disampaikan Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera saat
berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu di Jakarta, Kamis
(22/4).
"Fakta hilangnya KH Hasyim Asyari dalam buku Sejarah
adalah perkara besar. Tidak boleh selesai dengan minta maaf," tegas
Mardani.
Anggota Komisi II DPR RI fraksi PKS ini menilai perlu
dilakukan investigasi menyeluruh terkait motif di balik hilangnya nama pahlawan
nasional sekaligus pendiri ormas NU tersebut.
Sebab, fakta sejarah bahwa ulama berperan besar dalam
kemerdekaan Republik Indonesia tidak boleh dihapus, "Jadi, perlu
diinvestigasi apa maksud dan siapa master mindnya," pungkasnya. []