SANCAnews – Penghapusan mata kuliah Pancasila dan Bahasa
Indonesia sebagai mata kuliah wajib perguruan tinggi menjadi sorotan.
Pengahapusan mata kuliah tersebut menjadi polemik di
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia
Tak hanya penghapusan mata kuliah Pancasila dan Bahasa Indonesia
sebagai mata kuliah wajib perguruan tinggi, Kemendikbud pun dinilai disusupi
oleh pendukung Partai Komunis Indonesia (PKI).
Hal tersebut disampaikan Fadli Zon merujuk Direktur Jenderal
(Dirjen) Kebudayaan Kemendikbud Republik Indonesia, Hilmar Farid.
Dalam status twitternya, @FadliZon; pada Rabu (21/4/2021),
Anggota DPR Republik Indonesia itu menilai Hilmar Farid membela sejarah versi
PKI.
Hilmar katanya menyebut Orde Baru dan TNI merupakan pihak
bersalah. Sementara PKI menjadi korban atas legitimasi pemerintahan Orde Baru.
Hilmar pun disebutkan Fadli Zon mau membelokkan sejarah kelam
atas kudeta dan pembantaian para Jenderal TNI pada tahun 1965 silam.
"Dlm soal PKI, Dirjen Kebudayaan ini jelas bela sejarah
versi PKI, menyalahkan Orde Baru n TNI. Tak akui PKI lakukan kudeta, malah PKI
sbg korban," tulis Fadli Zonpada Rabu (21/4/2021).
"Ia tdk sebut G30S/PKI tp G30S saja, Ia cb menepis penyiksaan
thd para Jenderal di Lubang Buaya dg hasil visum. Ia mau belokkan
sejarah," tegas Fadli Zon.
Hal tersebut disampaikan Fadli Zon menanggapi postingan
Mustofa Nahrawardaya lewat akun twitter @TofaTofa_id, pada Rabu (21/4/2021).
Dalam postingan, Mustofa menyebutkan polemik yang terjadi di
Kemendikbud Republik Indonesia tidak mengejutkan.
Dirinya beralasan polemik sudah terjadi di jajaran
Kemendikbud sejak lama, merujuk pandangan Hilmar Farid yang menjabat sebagai
Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Republik Indonesia.
Hilmar menyebut Orde Baru berdiri karena memanipulasi sejarah
yang dimulai dengan G30S PKI pada 30 September 1965 silam.
Hilmar menyatakan Partai Komunis Indonesia (PKI) hanya
menjadi korban dan dijadikan Soeharto sebagai alat untuk melegitimasi
pemerintahan Orde Baru menggantikan Kepemimpinan Soekarno.
"Polemik di Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, bagi
saya, TIDAK MENGAGETKAN SAMA SEKALI," tulis Mustofa.
"Kalau enggak percaya, silahkan tonton Pandangan Bapak
Hilmar Farid yang sekarang menjabat Dirjen Kebudayaan ini, tentang sejarah PKI.
Simpan videonya!," jelasnya. []