SANCAnews – Hilangnya nama pendiri Nahdlatul Ulama (NU)
Hadratus Syekh Hasyim Asy'ari dari Kamus Sejarah Indonesia Jilid I Nation
Formation (1900-1950) diakui sebagai kealpaan bukan karena kesengajaan.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Direktur Jenderal
(Dirjen) Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid. Dia menegaskan, kesalahan
tersebut tak disengaja karena kamus yang ramai beredar, sebenarnya masih dalam
bentuk draf dan belum diterbitkan resmi.
"Saya mengakui bahwa ini kesalahan karena kealpaan bukan
karena kesengajaan, itu poin yang saya tekankan, tapi sekarang sudah
diturunkan, dan juga di perpustakaan kemdikbud juga kita tarik," kata
Hilmar dalam jumpa pers virtual, Selasa (20/4/2021).
Hilmar mengemukakan, pada tahun 2019, ada program pengumpulan
hasil karya dari setiap direktorat jenderal di Kemendikbud untuk dimasukkan ke
dalam website rumahbelajar.id agar bisa menjadi pengetahuan publik.
Namun, Kamus Sejarah Indonesia tersebut terselip ikut masuk,
padahal masih berbentuk draf yang belum lengkap.
"Saya sudah cek sampai staf di lapangan, kesimpulannya
ini keteledoran naskah yang tidak siap kemudian sudah dimuat di website
itu," jelasnya.
"Kami dari Dirjen Budaya menyesalkan ini terjadi mohon
kerjasamanya ke depan agar buku kita lebih berkualitas," ucapnya.
Sebelumnya, Ketua Umum NU Circle, R. Gatot Prio Utomo,
memprotes Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim karena pendiri NU,
Hadratus Syekh Hasyim Asy'ari mendadak hilang dari Kamus Sejarah Indonesia
Jilid I terbitan Kemendikbud.
"Kami tersinggung dan kecewa atas terbitnya Kamus
Sejarah Indonesia ini. Kamus itu memuat foto Hadratus Syekh Hasyim Asy’ari
tetapi tidak ada entry nama beliau sehingga berpretensi menghilangkan nama dan
rekam jejak sejarah ketokohannya," kata Gatot dalam keterangannya, Senin
(19/4/2021).
Kekecewaan semakin memuncak karena hari-hari ini, warga
nahdliyin sedang memperingati hari wafatnya Hadratus Syekh Hasyim Asy'ari yang
wafat pada 7 Ramadhan 1366 hijriah.
Di sisi lain, NU Circle menyoroti nama Gubernur Belanda HJ Van Mook dan tokoh komunis pertama di Asia Henk Sneevliet justru dimasukkan dalam kamus sejarah RI. (sc)