SANCAnews – SA masih belum percaya suaminya BS ditangkap
Densus 88 karena diduga terlibat aktivitas terorisme. Kini dia bingung karena
ada tanggungan tunggakan yang harus dibayar setiap bulannya.
Hal itu diceritakan SA saat dihubungi detikcom, Sabtu
(3/4/2021). SA mengaku harus membayar uang sebesar Rp 1,5 juta untuk cicilan
uang suaminya setiap bulan hingga satu tahun ke depan.
"Suami pernah pinjam uang ke bank, untuk apa-apanya saya
enggak tahu. Berapa besarnya pun saya enggak tahu, hanya saya bayar Rp 1,5 juta
per bulan," kata SA kepada detikcom, Sabtu (3/4/2021).
SA bahkan berniat mencari kerja agar bisa membayar cicilan
tersebut. BS disebut SA adalah satu-satunya tulang punggung keluarga. Terlebih
ada bayi berusia 3 bulan yang masih membutuhkan biaya tidak sedikit, belum lagi
untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-harinya.
"Selama satu tahun saya hanya tahu suami saya bekerja
sebagai sopir di rumah makan, selebihnya saya tidak tahu aktivitasnya apa saja.
Tapi tanggung jawab ke keluarga ada, rejeki mengalir dari suami," ucapnya.
SA mengetahui semua aktivitas suaminya setelah Densus 88 dan
dari pihak kepolisian mendatangi rumahnya. "Saya kaget, sampai sekarang
masih kepikiran. Apalagi suami dikaitkan dengan aktivitas terorisme, saya enggak
tahu apa-apa tiba-tiba polisi datang dan melakukan penggeledahan,"
katanya.
Sebelumnya pada Selasa (30/3) lalu sebuah rumah bercat hijau
di RT 14 RW 3, Kampung Limbangan, Desa Cibodas, Kecamatan Bojonggenteng,
Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat digeledah polisi dan Densus 88. Penggeledahan
itu merupakan pengembangan dari penangkapan terduga teroris berinisial BS di
Jakarta.
Sejumlah barang bukti diamankan kemudian disimpan polisi di
atas meja dalam ruang Bhayangkari Polsek Parungkuda. Selain pipa paralon dan
pipa besi, terlihat serbuk hitam di dalam toples plastik bening. Seluruh barang
bukti itu terlihat di foto oleh petugas identifika. []