SANCAnews – Pemerintah memutuskan mudik dilarang. Selain
larangan mudik tanggal 6 - 17 Mei 2021, transportasi umum, baik udara, darat
maupun laut dilarang beroperasi. Namun, tempat wisata masih boleh buka.
Hal ini menimbulkan kecemburuan sopir angkutan umum (Angkot)
terhadap tempat wisata yang tetap buka. Salah satunya sopir angkot di Joyoboyo,
Ahmad Suud (63). Dia merasa kebijakan pemerintah ini tidak adil. Jika tempat
wisata yang menarik wisatawan tetap dibuka, lantas mengapa transportasi umum
dihentikan hampir dua pekan.
"Nggak adil kalau tempat wisata dibuka, transportasi
umum nggak boleh. Seharusnya tutup semua sekalian," tegas Suud kepada
detikcom saat ditemui di Terminal Joyoboyo, Jumat (9/4/2021).
Sopir angkot jurusan Joyoboyo-Menganti Gresik ini berharap
angkutan umum tetap bisa beroperasi. Sebab selama pandemi penumpang sangat jauh
berkurang. Bila tidak beroperasi, tidak ada pemasukan keuangan untuk
keluarganya.
"Kalau nggak boleh beroperasi, diliburkan nggak ada
penumpang, kita jadi nggak kerja. Sudah sepi malah ditutup kita jadi
pengangguran. Kalau bisa dibuka biasa, agar bisa kerja, terminal ada
penumpang," jelasnya.
Senada yang diungkapkan Joni (50) sopir angkot jurusan
Joyoboyo-Sidoarjo. Dia tak ingin lebaran tahun ini seperti tahun lalu yang
tidak boleh beroperasi.
"Kalau nggak bisa beroperasi kita makan apa, kita juga
butuh makan. Kalau nggak beroperasi mau gimana lagi. Saya minta kebijakan dari
pemerintah saja agar boleh beroperasi, kita juga butuh makan anak istri,"
kata Joni.
Menurutnya, sopir angkot akan dirugikan jika transportasi
umum tidak beroperasi. "Kalau tutup ya tutup semua, harus ada
kebijakannya. Sudah sepi malah nggak boleh jalan (operasional) lagi. Mau makan
apa kita. Teman-teman sopir semuanya merasakan. Sampai sekarang masih sepi.
Lebaran tahun lalu juga nggak jalan," pungkasnya.[]