SANCAnews – Warga Myanmar membalas dendam atas kebrutalan
polisi dan militer dalam menangani aksi demonstrasi menentang kudeta militer.
Saat seorang kapten polisi meninggal, layanan pemakaman
menolak memakamkan jenazah polisi tersebut.
"Polisi meminta sejumlah layanan pemakaman untuk
membantu pengebumian tetapi mereka semua menolak," kata seorang warga
Bago, Myanmar, dilansir The Irrawaddy.
Polisi yang tewas tersebut bernama Kapten Kyaw Naing Oo (37).
Karena warga menolak membantu proses pengebumian, akhirnya petugas kepolisian
sendiri yang menjalankan prosesi pemakaman.
Jenazah Kyaw Naing Oo dikubur di Sinpyukwin. Saat proses
pemakaman, para anggota polisi melakukan pengawalan. Saat menuju lokasi
pemakaman, polisi juga mengambil jalur alternatif.
“Mereka tidak menggunakan jalan biasa menuju pemakaman,
menunjukkan bahwa mereka mencurigai publik,” ujar seorang warga yang enggan
disebutkan namanya.
Kapten Kyaw Naing Oo tewas dalam aksi pembubaran mahasiswa
yang menentang kudeta militer. Pembubaran brutal itu tidak hanya memakan korban
sipil, tapi juga polisi.
Kepolisian Bago menjelaskan bahwa Kapten Kyaw meninggal
karena luka, namun tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Sejak demonstrasi penentangan junta militer Myanmar tersebut,
sekitar 220 orang dilaporkan tewas dan lebih dari 2.100 orang ditahan.
Gelombang demonstrasi terbesar di negara tersebut juga belum menunjukkan tanda
akan berhenti.
Masyarakat justru semakin geram dan mengancam melakukan mogok
kerja setelah seorang bocah berusia 7 tahun, secara sadis dibunuh oleh aparat.
(*)