SANCAnews – Mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) Gatot
Nurmantyo kembali mengungkapkan pengakuannya.
Selain menolak diajak kudeta Partai Demokrat melalui kongres
luar biasa (KLB), Gatot mengaku juga pernah menolak diberikan jabatan sebagai
Menteri Pertahanan (Menhan).
Hal itu disampaikannya dalam acara Kabar Petang 'tvOne',
Senin (8/3/2021).
Menurutnya, persoalan moral dan etika lebih penting ketimbang
sebuah jabatan.
Dalam kesempatan itu, ia mengakui bahwa memang sempat ada
tawaran untuk menggulingkan kepemimpinan Ketua Umum Partai Demokrat Agus
Harimurti Yudhoyono, seperti yang dilakukan oleh Kepala Staf Presiden (KSP)
Moeldoko saat ini.
Hanya saja mengingat jasa yang telah diberikan oleh Presiden
ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kepada dirinya, Gatot dengan tegas
menolak tawaran tersebut.
Di antaranya pernah dipercaya menjabat sebagai Panglima
Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad).
"Dari ini terus saya harus menurunkan putra SBY yaitu
AHY dan saya gantikan, ya saya katakan moralitas dan etika saya tidak
bisa," ujar Gatot.
Namun rupanya sikapnya yang menghormati senior tidak hanya
ditunjukkan saat menolak mengkudeta Partai Demokrat.
Ia mengaku juga pernah menolak diberikan jabatan sebagai
Menteri Pertahanan.
Meski tidak mengelak bahwa posisi Menteri Pertahanan
sebenarnya menjadi jabatan yang diimpikan oleh seorang Panglima TNI.
"Pada saat saya menjadi Panglima TNI, setiap Panglima
TNI adalah bermimpi untuk menjadi Menteri Pertahanan," kata Gatot.
"Saya buka saja, saya pernah dari Mensesneg mengatakan
presiden akan menjadikan saya sebagai Menteri Pertahanan," ungkapnya.
"Tetapi karena saya akan menggantikan Jenderal TNI
(Purn) Ryamizard Ryacudu, itupun saya tolak karena beliau adalah senior
saya," imbuh Gatot.
Gatot yang saat ini menjadi deklarator Koalisi Aksi
Menyelamatkan Indonesia (KAMI) itu menegaskan bahwa setiap perwira harusnya
berpegang teguh pada kode etik perwira dalam setiap pengambilan keputusan.
"Dan yang saya lakukan bagi seorang perwira yang punya
budhi bhakti wira utama, itu tidak akan dilakukan," pungkasnya. []