SANCAnews – Polisi memamerkan barang bukti berupa atribut
Front Pembela Islam (FPI) saat press release penangkapan 4 terduga teroris di
Condet, dan Serangbaru, Kabupaten Bekasi.
PPP meminta kepolisian menjelaskan secara terbuka keterkaitan
atribut FPI yang ditemukan dengan para terduga teroris yang ditangkap.
"Terkait temuan atribut FPI di lapangan bersama terduga
teroris, Polri harus menjelaskan secara transparan dan terbuka mengenai
keterkaitan atribut tersebut," kata Sekjen PPP, Arwani Thomafi, saat
dihubungi, Rabu (31/3/2021).
Arwani menyarankan Polri fokus pada dugaan tindak pidana
terorisme yang dilakukan para pihak yang ditangkap. Menurut, Polri harus fokus
pada dugaan tindak pidana terorisme yang dilakukan agar tidak muncul asumsi
yang menyebut pemerintah terobsesi membuktikan FPI berkaitan dengan terorisme.
"Sebaiknya Polri fokus pada pokok perkara yang
diselidiki terkait tindak pidana terorisme," imbau Arwani.
"Hal ini penting agar tidak muncul asumsi dan anggapan
tentang pembingkaian (framing) maupun obsesi pemerintah terhadap FPI dikaitkan
dengan kelompok teroris," imbuhnya.
Diberitakan sebelumnya, pengamat terorisme Sidney Jones
berbicara mengenai dugaan adanya obsesi pemerintah seolah-olah FPI terkait
dengan terorisme. Sidney menilai adanya dugaan itu berhubungan dengan peristiwa
pembaiatan massal ke ISIS di Makassar pada 2015.
"Saya kira sekarang ini seperti ada obsesi pemerintah
dengan FPI seolah-olah ini membuktikan bahwa FPI terkait terorisme. Sebetulnya,
menurut bahwa beberapa orang, bukan beberapa, tapi ratusan orang Makassar, ikut
satu program pembaiatan massal pada bulan Januari tahun 2015, jadi sudah lama
ya. Dan pada waktu itu memang ada kolaborasi antara FPI dan Ustaz Basri dan
Ustaz Basri yang menjadi pimpin dari pembaiatan itu," kata Sidney dalam
dalam tayangan D'Rooftalk: 'Teror Bomber Milenial' di detikcom, Selasa
(30/3/2021).
Teroris yang Ditangkap di Makassar
Direktur Institute for Policy Analysis of Conflict itu
mengatakan bahwa, tiga bulan setelah pembaiatan massal tersebut, FPI
mengeluarkan pernyataan sikap serta menjauhkan diri dari peristiwa pembaiatan
itu.
"Tetapi, 3 bulan kemudian, pada bulan April tahun 2015,
sudah ada pernyataan jelas dari FPI Makassar dan FPI Pusat bahwa mereka tidak
ada kaitan lagi dengan ISIS dan juga FPI Makassar sudah menjauhkan diri apa
yang terjadi dengan ISIS dan pembaiatan massal itu," kata Sidney.