SANCAnews – Ketum PBNU Said Aqil angkat bicara terkait kasus
aksi terorisme di Makassar hingga Condet, Jakarta. Said Aqil menyebut bahaya
laten yang masih mengancam adalah terorisme, bukan isu PKI.
"Kita semua dikagetkan dengan ledakan bom kemarin di
Makassar di Katedral Makassar dalam keadaan suasana lagi prihatin menghadapi
pandemi COVID-19 sudah agak lama kita tidak mendengar suara bom, kemarin kita
dibisingkan dengan bom bunuh diri, begitu pula ditemukan bom dan pemiliknya
yang ditangkap di Condet," kata Said Aqil, dalam webminar Mencegah
Radikalisme dan Terorisme untuk Melahirkan Keharmonisan Sosial, yang disiarkan
di YouTube TVNU Televisi Nahdlatul Ulama, Selasa (30/3/2021).
"Itu artinya apa, bahaya laten terorisme masih mengancam
kita. Mohon maaf saya berani mengatakan bukan PKI bahaya laten kita tapi
radikalisme dan terorisme yang selalu mengancam kita sekarang ini," imbuh
komisaris utama BUMN PT KAI itu.
Lebih lanjut ia mengungkap diperkirakan ada 6 ribu terorisme
yang belum tertangkap. Said Aqil meyakini kelompok teroris tersebut terafiliasi
dengan jaringan terorisme Filipina Selatan, Poso, dan jaringan JAD.
Said Aqil mengatakan jaringan JAD memiliki ideologi siapa pun
yang tak sependapat dengan mereka kafir. Oleh karena itu, ia meminta kepolisian
tidak ragu memberantas terorisme karena tidak ada kekerasan mengatasnamakan
agama.
"Saya harapkan kepada kepolisian tidak ragu-ragu, tidak
gamang dalam memberantas terorisme itu. Kalau mau dalil saya kasih
dalilnya," ujar Said Aqil.
"Jelas sekali ayatnya orang yang bikin gaduh, orang yang
menyimpang dari komitmen kebangsaan kita Pancasila kita usir mereka itu, itu
perintah Al-Qur'an itu jangan-ragu ragu. Walhasil, Al-Qur'an dengan tegas tidak
boleh ada kekerasan dengan mengatasnamakan agama," imbuhnya.
Seperti diketahui, ledakan bom bunuh diri terjadi di depan
Gereja Katedral Makassar pada pukul 10.28 Wita, Minggu (28/3). Pelaku bom bunuh
diri yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan itu berboncengan menggunakan
sepeda motor ke depan Gereja Katedral Makassar, Minggu (28/3). (*)