SANCAnews – Eks pentolan FPI Munarman menduga ada pihak yang
sengaja melakukan framing dengan mengaitkan penangkapan terduga teroris di
Condet dan FPI. Framing tersebut, menurut Munarman, untuk melabelisasi
organisasi yang didirikan Rizieq Shihab itu sebagai organisasi teroris.
"Ini ada operasi media besar-besaran dan sistematis,
untuk penggalangan opini publik dalam rangka memframing, menstigma, dan
melabelisasi saya mau pun FPI agar diteroriskan," ujar Munarman dalam
video yang didapatkan Tempo pada Selasa, 30 Maret 2021.
Pernyataan mengenai framing FPI sebagai organisasi teroris
itu disampaikan Munarman tak lama setelah polisi menangkap terduga teroris di
Condet, Jakarta Timur pada Senin kemarin.
Munarman menuding tujuan dari framing tersebut agar segala
tindak pembunuhan terhadap anggota FPI diwajarkan oleh masyarakat. "Supaya
kalau nanti saya mati ditembak di jalan, digerebek, orang bakal bilang "ya
udah lah, dia teroris juga, ga apa-apa". Itu aja tujuan operasi media
ini," kata kuasa hukum Rizieq Shihab itu.
Dalam pers release di Polda Metro Jaya kemarin, penyidik
membeberkan beberapa barang bukti penangkapan terduga teroris Condet dan
Bekasi. Di jejeran barang bukti itu terlihat beberapa bilah pedang serta buku
dan atribut FPI. Salah satu buku yang dihadirkan sebagai barang bukti dalam itu
berjudul "FPI Amar Ma'ruf Nahi Munkar".
Selain itu, selembar baju bewarna hijau dan putih dengan
tulisan Laskar Pembela Islam juga turut dihadirkan. Terakhir, Tempo juga
melihat dua buah kartu tanda identitas keikutsertaan di organisasi FPI dengan
nama pemilik Husein Hasny. Beberapa keping VCD hingga poster eks Pimpinan FPI
Rizieq Shihab juga disita sebagai barang bukti oleh polisi.
Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Mohammad Fadil Imran
menyatakan seluruh barang bukti itu saat ini masih dalam pemeriksaan tim Densus
88 untuk melihat keterkaitan antara FPI dengan kelompok teroris itu. "Iya
termasuk itu (penemuan atribut FPI), jika ada keterkaitan itu kan sebagai
temuan awal, sedang didalami oleh Densus 88," ujar Fadil.
Fadil enggan berspekulasi lebih jauh soal dugaan keterkaitan
FPI dengan kelompok teroris yang baru ditangkap itu. Sebab, sampai saat ini
pihaknya masih melakukan pengembangan. "Terpenting adalah upaya-upaya
untuk melakukan teror dengan menggunakan bahan peledak atau bom di DKI Jakarta
bisa kami monitor, deteksi, dan cegah," ujar Fadil. (*)