SANCAnews –
Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko merupakan sosok mantan panglima TNI
yang besar di era Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono.
Pasalnya,
karir kemiliteran Moeldoko terbilang moncer di era SBY. Di mana dia diangkat
menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) dan kemudian didaulat menjadi
panglima TNI.
“Dulu
Jenderal Moeldoko cium tangan SBY, menyanjung puji Presiden RI ke-6, yang
mengangkatnya jadi KSAD lalu panglima TNI,” kenang politisi Partai Demokrat,
Rachland Nashidik kepada wartawan, Senin (29/3).
Namun
demikian, sikapnya kini seperti peribahasa air susu dibalas dengan air tuba.
Setidaknya kesediaan untuk menerima permintaan menjadi ketua umum dari
sekelompok orang yang mengatasnamakan diri sebagai kader Demokrat menjadi
alasan Moeldoko mulai tidak menghargai SBY.
Bahkan
teranyar, Moeldoko melontarkan tudingan adanya tarikan ideologi di tubuh Partai
Demokrat, yang membuatnya merasa harus turun tangan menyelamatkan. Padahal
Demokrat masih berjalan sesuai jalurnya lantaran masih dikawal SBY sebagai
ketua Majelis Tinggi, “Kini, ia menusuk dari belakang, bahkan tega memfitnah
SBY,” sambung Rachland.
Rachland
Nashidik pun sulit membayangkan jika di kemudian hari Moeldoko berkuasa. Sebab
bukan tidak mungkin fitnah lebih kejam akan menimpa Presiden Joko Widodo pasca
tidak lagi menjabat.
“Bayangkan, bila ia berkuasa, apa yang akan ia lakukan pada Jokowi yang cuma mengangkatnya jadi KSP,” tutupnya. (rmol)