SANCAnews – Juru Bicara Presiden, Fadjroel Rachman mengklaim
pemerintah tidak menggunakan buzzer di media sosial untuk menghadapi kritik dan
publik.
Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera menilai pernyataan Fadjroel
ini kelihatan lucu. Sebab, berbanding terbalik dengan kenyataan.
"Pernyataan Fadjroel jadi kelihatan lucu," ujar
Mardani melalui pesan singkat, Jumat (12/1).
Mardani mengatakan, laporan majalah Tempo edisi 29 Agustus
2020 telah membongkar lika-liku buzzer Istana.
Beberapa waktu lalu, komika Bintang Emon juga diduga diserang
akun buzzer karena mengunggah video sindiran terhadap tuntutan Jaksa kasus
penyiraman Novel Baswedan. Bintang Emon belakangan dihajar buzzer dengan
dituduh pengguna narkoba.
Hal itu, kata Mardani, sedikit contoh jika mempertanyakan
kebijakan pemerintah langsung diserang buzzer.
"Itu baru sebagian betapa mereka yang mengkritik atau
bahkan sekadar mempertanyakan kebijakan pemerintah saja bisa langsung di serang
para buzzer. Publik tidak bodoh," pungkasnya.
Sebelumnya, Juru Bicara Presiden Joko Widodo (Jokowi)
Fadjroel Rachman mengklaim pemerintah tidak menggunakan buzzer di media sosial
untuk menghadapi kritik dari publik. Isu soal buzzer pemerintah kembali muncul.
Warganet menyebut pemerintah menggunakan buzzer untuk membalas kritik publik
terhadap pemerintah.
"Pemerintah tidak punya buzzer," kata Fadjroel
kepada merdeka.com, Kamis (11/2).
Dia mengklaim selalu diserang oleh buzzer di media sosialnya
selama 24 jam. Meski demikian, dia menanggapi dengan santai hal tersebut.
"Medsos saya juga 24 jam diserang buzzer, pakai fitur
blok saja ya beres," ungkap Fadjroel.
Fadjroel juga menjelaskan influencer yang digunakan
pemerintah untuk program vaksinasi diberikan tanpa diberikan imbalan. Hal
tersebut sebagai bentuk gotong royong.
"Influencer atau KOL terkait covid-19 dan vaksinasi itu
cuma-cuma dan gratis sebagai bentuk gotong royong melawan pandemi
covid-19," ungkap Fadjroel. []