SANCAnews – Nama gedung Grha Megawati di Kabupaten Klaten,
Jawa Tengah, ramai disebut di media sosial belakangan ini. Nama gedung itu
disinggung saat netizen ramai membahas pembangunan museum SBY. Seperti apa
faktanya?
Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
(Perwaskim) Klaten, Pramana Agus Wijanarka, tidak membantah Pemkab sedang
membangun gedung pertemuan tetapi belum resmi dinamakan Grha Megawati.
"Secara resmi belum (diberi nama Grha Megawati), kan
belum ada peresmian," ungkap Pramana pada detikcom lewat pesan singkat,
Kamis (18/2/2021).
Pramana membenarkan nama Ghra Megawati itu baru wacana.
Pembangunan gedung pertemuan Pemkab itu masih belum selesai hingga tahun ini.
"Iya (baru wacana dinamakan Ghra Megawati)," lanjut
dia.
"Ini kan belum selesai tahun ini. Masih 2021 sampai 2022
baru selesai karena ada beberapa yang belum dibangun, seperti masjid dan ruang
cateringnya," jelas Pramana.
Soal biaya APBD Klaten yang digunakan, terang Pramana, sejak
dimulai pembangunannya dua tahun lalu sudah menyerap sekitar Rp 50 miliar. Tapi
sampai selesai semuanya, kata dia, bisa habis anggaran hingga sekitar Rp 90
miliar.
"Tahun ini anggaran sudah sekitar Rp 50 miliar tapi
kalau sampai selesai sekitar Rp 90 miliar. Nanti sampai 2022," pungkas
Pramana.
Plh Bupati Klaten, Jaka Sawaldi, menambahkan gedung pertemuan
yang dibangun Pemkab Klaten itu belum diberi nama. Termasuk soal nama Grha
Megawati yang ramai dibicarakan.
"Belum. Namanya apa belum ada sampai sekarang, itu kan
belum selesai dan saya belum tahu," ungkap Jaka Sawaldi pada detikcom
melalui pesan singkat
detikcom sempat mendatangi gedung pertemuan di jalan lingkar
selatan, Desa Buntalan, Kecamatan Klaten Tengah, itu. Kondisi lokasi sepi
aktivitas. Gedung di lahan seluas sekitar 5.000 meter persegi itu dipagar seng
rapat. (*)