SANCAnews – Tingkat kepuasan masyarakat terhadap Presiden
Joko Widodo cukup baik jika dilihat secara umum. Tapi tidak menyeluruh jika
diamati dari segmen pemilih (konstituen) partai politik.
Begitulah hasil dari survei Parameter Politik Indonesia yang
digelar 3-8 Februari 2021 kepada 1.200 responden yang diwawancara melalui
telpon, dan dirilis pada Senin (22/2).
Bedasarkan temuan umumnya, Parameter Politik Indonesia
mencatat jelang 1,5 tahun kepemimpinan Jokowi jilid II tingkat kepuasan
terhadap Presiden 65,4 persen. Sementara yang tidak puas cukup rendah yaitu
29,1 persen.
"Meski mayoritas merasa puas, namun ada beberapa segmen
masyarakat yang cendrung besar ketidakpuasannya," terang Parameter Politik
Indonesia dalam rilisnya.
Jika dirinci, segmen masyarakat yang tidak puas dengan
pemerintahan Jokowi ada di tiga
konstituen partai politik. Di antaranya, konstituen Partai Keadilan Sejahtera
(PKS) sebesar 64,1 persen, konstituen Partai Gerindra 44,2 persen dan
konstituen Partai Demokrat 46,1 persen.
Sementara itu, konstituen sembilan partai lainnya cendrung
puas dengan kinerja Jokowi. Misalnya, sebanyak 88,2 persen konstituen PDIP
puas, sementara 9,8 persen tidak puas.
Kemudian, 64,2 persen konstituen Partai Golkar puas dan 33,6
persen tidak puas. Dari konstituen PKB ada 77,2 persen puas dan 17,8 persen
tidak puas. Para konstituen Nasdem 73 persen puas dan 19,9 persen tidak puas.
Adapun konstituen PAN 54,4 persen puas dan 39,7 persen tidak
puas, PPP 60,7 persen puas dan 8,6 persen tidak puas, Perindo 60,7 persen puas
dan 33,9 persen tidak puas, PSI 80,4 persen puas dan 15,5 persen tidak puas,
serta Hanura 81,5 persen puas dan 7,2 persen tidak puas.
Selain dari segmen konstituen partai politik, ada satu
kalangan lain serta tiga daerah dan organisasi massa yang juga tidak puas
dengan kinerja Jokowi.
Rincian persentasenya adalah, kalangan pendidikan 44,2 persen
tidak puas, simpatisan FPI 66,6 persen, warga Muhammadiyah 50,2 persen serta
organisasi kepemudaan 65 persen tidak puas.
Parameter Politik mencatat, margin of error survei yang
dilakukan dengan metode telpon ini kurang lebih 2,9 persen, pada tingkat
kepercayaan 95 persen.