SANCAnews – Jejak digital itu kejam! Ini juga mungkin yang
dirasakan calon duta besar Indonesia untuk Arab Saudi, Zuhairi Misrawi. Kader
muda Nahdlatul Ulama cum mantan calon legislatif Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan (PDIP) ini tengah berharap-harap cemas.
Salah satu syarat seseorang jadi duta besar harus mendapat
persetujuan dari negara yang dituju. Nah, masalahnya Zuhairi dalam sejumlah
cuitannya di Twitter pernah menuding ibadah umrah yang disebutnya ibadah yang
sangat mahal dan menguntungkan Pemerintah Arab Saudi.
Kontan saja pernyataan lama tersebut kini diungkap lagi para
penulis dan juga netizen dan diviralkan. Beberapa pernyataan kontroversial
Zuhairi tentang ibadah umrah misalnya, “Di kampung kalau mau berdo’a cukup baca
Yasin atau ziarah kubur. Sekarang harus ke Mekkah dengan biaya tinggi. Beragama
jadi mahal”.
Cuitan susulan lainnya, “Padahal, kalau kita umroh berarti
kita menyumbang devisa bagi Arab Saudi”.
Dikatakan lagi Zuhairi, “Secara sosiologis ziarah kubur itu
menjadikan biaya beragama relatif lebih murah daripada harus umroh ke Mekkah”.
Menko Polhukam Mahfud MD sempat menanggapi pernyataan Zuhairi
yang kini menjabat Komisaris Independen PT Yodya Karya (Persero) ini. Mahfud
yang juga sesama Madura menyebut Zuhairi keblinger.
“Banyak orang yang berwisata ke Eropa, Australia, Amerika dan negara lain sekadar wisata. Masak orang berwisata umroh diejek? Keblinger dan genit toh,” sindir Mahfud.
Kita tunggu saja, seperti apa reaksi Arab Saudi. Jadikah Zuhairi berkantor di Riyadh?