SANCAnews – Rektor
Universitas Ibnu Chaldun Jakarta Musni Umar mengomentari kritikan yang
dilayangkan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto terhadap Gubernur DKI Anies Baswedan
terkait banjir.
Komentar Musni Umar ini diunggah di akun Twitter
pribadinya@musniumar, Minggu (21/2). Namun, Musni sengaja mematikan akun
komentar pada postingannya kali ini.
“Pak Hasto, Sekjen PDIP kebanjiran. Tinggal di Bekasi, yang
diserang Anies, Gubernur DKI Jakarta. Apa Bekasi bagian dari DKI Jakarta?,”
jelas Musni Umar dalam cuitan Twitter-nya.
Seperti diketahui, kediaman Sekjen PDI Perjuangan (PDIP)
Hasto Kristiyanto di Villa Taman Kartini, Kota Bekasi, ikut kebanjiran.
Sebenarnya bukan tahun ini saja rumahnya kebanjiran, sudah
tiga tahun berturut-turut rumahnya di perumahan tersebut ikut kebanjiran.
Hal ini disampaikan Hasto sebelum memulai acara Program
“Gerakan Penghijauan dan Bersih-bersih DAS, Cinta Ciliwung Bersih”, gelombang
kedua di Waduk Cincin, Jakarta Utara, Minggu (21/2/2021).
“Kemarin (Sabtu), begitu ada alarm banjir jam 02.30 Sabtu
dinihari, saya terpaksa langsung mengungsi. Saya menyetir mobil sendiri ke
kantor di Menteng, karena mau mempersiapkan agenda-agenda gerakan penghijauan
dan pembersihan sungai,” kata Hasto.
Beberapa kali rumahnya terendam banjir, Hasto pun bisa
memahami mereka yang kini rumahnya mengalami kebanjiran di DKI Jakarta.
“Selain lumpur dimana-mana, barang rusak, yang paling membuat
khawatir adalah ular sering terbawa. Selain itu kecoa ada dimana-mana. Tempat
menjadi terasa kumuh dan tentu saja ancaman penyakit,” kata Hasto Kristiyanto.
“Tahun lalu mobil saya terendam karena ketika banjir datang,
saya sedang naik gunung di Bali. Pokoknya kerugian banyak. Jadi saya bisa
merasakan betapa susahnya warga Jakarta yang sering terdampak banjir,”
jelasnya.
“Untuk itu kalau saya mengritik Pak Anies, itu karena itu
bagian tanggung jawab pemimpin guna mengatasi banjir. Buktinya Pak Basuki,
Menteri PU sampai marah-marah karena betapa sulitnya bekerja sama dengan
pemimpin DKI tersebut,” kata Hasto.
Atas kondisi banjir yang berulang itu, Hasto mengaku tahun
lalu dirinya pernah mewacanakan untuk pindah rumah saat berbicara dengan
pengurus RT/RW di Villa Taman Kartini Kota Bekasi.
Namun warga di sana selalu meminta agar Hasto tak pindah dari
sana. Hasto pun menuruti keinginan warga tersebut.
Kepada Hasto, mereka menjelaskan dalam rangka mengantisipasi
banjir di kawasan perumahan itu sudah disampaikan usulan kepada Pemko Bekasi
agar mendapat perhatian.
Termasuk memberikan kajian tentang apa saja langkah-langkah
yang harus diambil oleh Pemko Bekasi.
“Jadi masih tetap memilih sebagai warga Bekasi. Rakyat
banjir, saya ikut kebanjiran,” kata Hasto. []