Jakarta, SN
– Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko diisukan ingin mengambil alih bangku
kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Partai Demokrat, meski tudingan
itu telah dibantah. Sekuat apa sih Moeldoko hingga dituding ingin mengkudeta
AHY?
"Dia
kan tokoh senior. Yang kedua, jenderal; yang ketiga, mantan Panglima TNI itu
pangkat tertinggi di militer, bahkan lebih tinggi dari Pak SBY; yang keempat,
pengalaman di KSP memimpin KSP," kata pakar politik dari Indobarometer, M
Qodari, saat dihubungi, Rabu (3/2/2021).
Qodari
mengatakan, dari sisi pengalaman, Moeldoko sudah cukup makan asam garam, baik
di pemerintahan maupun organisasi. Hal itu, menurutnya, berbanding terbalik
dengan AHY yang hanya berpangkat mayor saat masih bergabung di TNI.
"Jadi
secara pengalaman pemerintahan dan organisasi itu oke, dan itu tentu lebih
dianggap lebih dibandingkan dengan AHY ya, AHY junior, pangkatnya mayor.
Katakanlah tinggi di pemerintahan itu," ujarnya.
Qodari
mengatakan memang memungkinkan pertemuan kader Partai Demokrat dengan Moeldoko
itu guna mengusung sang jenderal menjadi Ketua Umum Partai Demokrat. Atau, kata
dia, dimungkinkan juga guna mengusung Moeldoko sebagai calon presiden di
Pilpres 2024.
"Kalau
ke Pak Moeldoko itu kan bisa ada 2 kemungkinan ya, pertama, untuk dijadikan
Ketum, kalau dijadikan ketum kan sah-sah saja. Kedua adalah Pak Moeldoko
sebagai calon presiden," tutur Qodari.
Namun,
menurut Qodari, langkah Moeldoko menjadi calon presiden cukup berat. Mengingat
selama ini tidak pernah ada survei yang menunjukkan Moeldoko memperoleh suara
yang tinggi.
"Sebetulnya
kalau mau jadikan Pak Moeldoko sebagai calon presiden itu masih berat ya
situasinya karena kita atau saya belum pernah melihat hasil survei Pak Moeldoko
yang betul betul sangat tinggi sebagaimana saya dulu liat survei Pak Jokowi di
2003, 2004, 2008, 2009, gitu," ungkap dia.
Selain itu,
Qodari menilai harapan untuk mencalonkan Moeldoko sebagai presiden pada 2024
belum cukup realistis. Pasalnya, kata dia, berdasarkan sejumlah survei capres,
nama Moeldoko belum punya elektabilitas untuk saat ini.
"Saya
punya data survei Pak Moeldoko belum punya elektabilitas sebagai calon presiden
di tahun 2021 ini, tetapi saya kira posisinya belum manifeslah masih potensi,
jadi ekspektasi orang orang Demokrat pun yang ingin figur Moeldoko sebagai
calon presiden sebetulnya belum cukup realistis juga ya," jelas Qodari. (gelora)