Jakarta, SN – Banjir berwarna hitam dan berbau busuk di Desa Jati Wetan Kecamatan Jati, Kudus, Jawa Tengah meluas hingga jalur Pantura Kudus-Demak. Ketinggian air di jalan tersebut mencapai 30 cm.
Pantauan detikcom di lokasi, genangan banjir berwarna hitam
meluas sampai jalan Pantura Kudus-Demak di Desa Jati Wetan Kecamatan Jati,
Sabtu (6/2) pukul 18.30 WIB. Ketinggian air di jalan berkisar mencapai 30 cm.
Meski kondisi jalan tergenang air tampak arus lalu lintas
masih lancar. Kendaraan berat dan sepeda motor melintas di sisi barat jalan
karena genangan air tidak begitu dalam.
Salah seorang warga Dukuh Tanggulangin yang tak jauh dari
jalur Pantura tersebut, Wawan, menuturkan jika genangan air di desanya belum
surut. Malahan kata dia cenderung naik, karena curah hujan lebat sejak tadi
pagi sampai sore tadi.
"Genangan banjir masih naik, airnya belum bisa keluar
(belum bisa dialirkan) ke Sungai Wulan," kata Wawan ditemui di lokasi,
malam ini.
Wawan mengatakan genangan air di desanya berwarna hitam. Dia
menduga warna hitam itu karena tercemar limbah. Namun dia tidak mengetahui
secara pasti limbah dari mana.
"Kurang tahu, dari pabrik kurang tahu. Kira-kira begitu
(dari limbah pabrik) dari mana kurang tahu," ucap Wawan.
"Kemarin sudah ada pemkab datang, peninjauan. Harapannya
warga banjir cepat surut. Yang penting diharapkan cepat surut karena ke dalam
rumah yang lama, banyak terendam 1-1,5 meter," sambung dia.
Warga lain, Arif, mengatakan genangan banjir berwarna hitam
belum surut. Kondisi tersebut kata dia sudah empat hari lalu. Namun kini
genangan banjir berwarna hitam naik karena intensitas curah hujan tinggi.
"Ini ya tidak naik tapi belum surut. Masih stabil. Mulai
empat hari, ini malahan meluas sampai ke jalan Pantura. Kalau di permukiman
kedalaman 70 cm sampai dengan 1,5 meter," ujar dia.
Dia berhadap agar banjir ini segera surut. Karena genangan
banjir berwarna hitam dan berbau busuk. Menurutnya kondisi air berwarna hitam
diduga karena tercemar limbah pabrik.
"Mungkin karena limbah pabrik. Ini bau kotor, terus
cepat gatal juga. Harapan segera surut," harap Arif.
Sekdes Jati Wetan, Muhammad Yakub, menambahkan banjir di
wilayahnya merendam tiga dukuh dengan ketinggian air mencapai 1 meter lebih.
Menurutnya hingga malam ini sudah ada 206 jiwa mengungsi di posko pengungsian.
"Ada tiga dukuh, Barisan, Gendol, Tanggulangin, warga
sudah mulai mengungsi di posko pengungsi Jati Wetan. Total 63 KK dengan jumlah
206 jiwa," ujar dia ditemui di posko pengungsian malam ini.
"Untuk ketinggian 85 cm yang mana semua sudah tergenang
air. Ada 1 lebih di dalam rumah," jelasnya.
Yakub mengatakan terkait genangan air berwarna hitam, dia
sudah berkoordinasi dengan pihak terkait. Kata dia, Plt Bupati Kudus HM Hartopo
sudah meninjau lokasi itu kemarin.
"Kami sudah berkoordinasi pihak terkait dengan kondisi
hitam atau campuran limbah. Tadi sudah berkoordinasi muspika Pak Ccamat juga
Danramil, Kapolsek permasalahan itu agar segera diselesaikan," ujar Yakub.
"Langkah awal kita ada genangan hitam siagakan kesehatan
sudah diposkan, lalu air bersih disiapkan, tandonan disiapkan. Ke depan ada
tahapan setelah air surut. Nanti koordinasi terkait sumur yang tercemar
itu," pungkas dia/
Seperti diketahui ada tiga kecamatan di Kudus yang masih
terendam banjir. Kecamatan itu meliputi Jati, Mejobo, dan Undaan.
Di Jati ada tiga desa, Jati Wetan, Tanjungkarang, dan Jetis
Kapuan. Di Mejobo ada Desa Temulus, Kirig, Gulang, Kesambi, dan di Undaan ada
Desa Ngemplak dan Desa Karangrowo. Banjir disebabkan karena luapan sungai Dawe
dan Piji.