Jakarta, SN – Permintaan Presiden Joko Widodo agar masyarakat
Indonesia lebih aktif dalam menyampaikan kritik dan masukan terhadap
kinerja-kinerja pemerintah, dinilai bertolak belakang dengan apa yang terjadi
selama ini.
Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Umar Syadar Hasibuan menilai
ajakan yang disampaikan dalam acara Ombudsman RI itu tidak akan efektif selama
Jokowi belum membubarkan para buzzer atau pendengung pembela Istana.
Pasalnya, kehadiran buzzer merusak iklim demokrasi dalam
menyatakan pendapat. Sebab selain kritik dikaburkan, para buzzer juga kerap
melaporkan mereka yang kritis ke polisi.
“Tertibkan dulu buzzernya Pak Jokowi baru bicara pemerintah
butuh kritik. Gimana orang mau berani kritik anda jk pd akhirnya buzzer lapor
ke polisi,” ujar pria yang akrab disapa Gus Umar ini lewat akun Twitter
pribadinya, Selasa (9/2).
Jika belum ditertibkan, maka mereka yang melancarkan kritik
akan dicari-cari kesalahannya dan kemudian dilaporkan ke polisi oleh para
buzzer. Sementara posisi Jokowi hanya diam dengan alasan tidak mau intervensi hokum,
“Kalau begini siapa yang berani kritik anda pak?” tutupnya. []