Jakarta, SN – Fanpage anggota DPD RI Fahira Idris di Facebook
tiba-tiba di-suspend oleh Facebook menurut Fahira tidak memberikan notifikasi
atau notifikasi terkait pemblokiran fanpage-nya.
Kemudian Fahira mengatakan bahwa pihaknya bolak-balik meminta
penjelasan dari Facebook terkait fanpage yang dibekukan. Namun, menurut dia,
hingga saat ini belum ada tanggapan dari pihak Facebook.
"Sudah 15 kali menanyakan kepada Facebook, alasan ya,
kira-kira kenapa fanpage saya di-unpublish, padahal itu fanpage official, tapi
tidak ada jawaban," ungkap Fahira saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa
(5/1).
Fahira mengklaim laman fanpage itu selama ini digunakan untuk
menyampaikan hasil kerjanya sebagai senator. Ia mengaku tidak pernah mengunggah
komentar bernada ujaran kebencian atau berita bohong dan hoaks dalam laman
tersebut.
Namun demikian, menurut Fahira, ia memang sempat mengunggah
foto karangan bunga yang ia kirimkan untuk salah satu anggota laskar Front
Pembela Islam (FPI), Andi Setiawan yang turut tewas dalam bentrok antara polisi
dan FPI beberapa waktu lalu, dilansir Cnnindonesia.com.
"Sebetulnya saya ada dua kali postingan, pertama turut
berduka cita, wajar lah. Setiap ada yang meninggal, tokoh, dan sebagainya saya
ucapkan duka ya, atau terkait kerabat dan sebagainya jadi saya unggah karangan
bunga duka cita," jelas Fahira.
"Kemudian yang kedua saya unggah waktu takziah ke rumah
almarhum Andi, yang merupakan mantan anggota saya," ujarnya menambahkan.
Fahira mengaku tidak mengetahui apakah laman fanpage-nya di-suspend karena unggahan tersebut. Namun, yang jelas, ia masih berupaya meminta penjelasan kepada pihak Facebook terkait hal tersebut.
"Saya sih berharap Facebook mengembalikan akun saya.
Karena saya anggota dewan, dan perlu untuk mensiarkan hasil-hasil kerja
saya," pungkasnya.
Di sisi lain, salah satu pemilik akun menjadi korban yang tidak ingin namanya disebutkan, bahwa akun miliknya juga diblokir oleh pengelola kantor Facebook karena mengkritik pemerintah lalu diblokir dan pihak pengelola dianggap terkesan tidak netral dan merasa dirugikan karena alasan yang tidak jelas.
“Tampaknya mereka yang memposting berita atau video HRS di
Facebook mendapat masalah dan menghilang karena tidak bisa dilihat dan dianggap
konten berbahaya. Lalu ada SMS yang dikirim Facebook dan kemudian tidak bisa
diakses lagi," ujarnya dengan kesal. []