Menteri Sosial
Tri Rismaharini saat mengunjungi bekas kawasan lokalisasi Balong./Ist |
Jakarta, SN – Setelah beberapa hari menjabat, Mensos Tri
Rismaharini mulai menata Jakarta, seperti mengunjungi gelandangan di bawah
jembatan Menteng, Jakarta Pusat. Aksi tersebut menuai sejumlah tanggapan dengan
mengatakan itu adalah langkah untuk Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jakarta nanti.
Pengamat politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio
(Hensat) mengatakan, tindakan Risma bisa dilakukan sepanjang tidak mengabaikan
tugas pokoknya sebagai menteri sosial.
"Jika Bu Risma punya niat dan intensi ke pilgub, ya
tidak apa-apa. Tapi, jangan lupa warga DKI Jakarta sangat selektif dalam
memilih gubernurnya," kata Hensat saat dikonfirmasi, dilansir
Republika.co.id, Senin (4/1).
Menurut dia, saat ini, perlu dibuktikan terlebih dulu dalam
mengurus persoalan bantuan sosial (bansos). Hensat menyebut, lebih baik tidak
menghabiskan waktu untuk kegiatan mencari panggung dan pencitraan.
"Menjadi mensos kan panggungnya sudah disediakan, itu
saja digunakan. Selesaikan masalah bansos. Intinya, warga paham mana orang yang
berprestasi dan mencari panggung saja. Sukses untuk Bu Risma, semoga lancar
dalam melaksanakan tugas barunya," ujar dia.
Tanggapan serupa juga dikatakan oleh Pengamat Politik dari
Universitas Islam Negeri Syarid Hidyatullah Jakarta, Adi Prayitno. Kegiatan
blusukan Risma, sebaiknya tidak dilakukan hanya di DKI Jakarta, tapi perlu
dilakukan di 33 provinsi lain, terutama di tempat yang jauh dari sorotan media.
"Indonesia tidak hanya Jakarta, tapi banyak tempat-tempat
lain yang perlu diperhatikan. Bagus blusukan itu karena dia mensos tapi jangan
bercakap hanya dengan masyarakat kelas bawah di Jakarta saja," ujar Adi.
Selain itu, aksi tersebut kata dia tidak ada kaitan dengan
langkahnya untuk pilgub Jakarta 2022. Sebab, sejauh ini belum ada keputusan
dari DPR dan pemerintah. Tujuan pengisian posisi Risma sebagai mensos dinilai
sebagai upaya untuk meningkatkan kepercayaan publik dan kinerja pemerintah
terutama atas kasus korupsi yang dilakukan oleh Eks Mensos Juliari Batubara.
"Jadi Bu Risma memang diharapkan bisa menutup celah yang
sudah ditinggalkan oleh Juliari. Kalau 2022 ada pilkada, Risma akan diusut
untuk maju. Karena untuk melihat kader PDIP yang aktif bisa bertanding dan
bersaing dengan Anies ya hanya risma," ucap dia.
Sementara itu, Pengamat Politik Lingkar Madani, Ray Rangkuti
mengatakan ada dua target yang dicapai dari blusukan Risma. Pertama, untuk
kepentingan jangka pendek, yakni memberi kesan Risma dengan sungguh-sungguh
bekerja membenahi tata cara atau prosedur yang terkait dengan distribusi
bansos.
"Mengapa Jakarta? Karena segala aktivitas Bu Risma di
Jakarta dengan sendirinya akan menimbulkan efek berita nasional. Dengan cara
ini, Bu Risma mau memberi pesan bahwa semua hal terkait dengan bansos akan
ditata sebagaimana hal itu tengah dilaksanakan di Jakarta," kata Ray.
Target lain adalah untuk citra politik pada 2024 nanti. Ray
menilai potensi Risma untuk dicalonkan sebagai Gubernur DKI Jakarta besar.
Pencitraan ini penting kata dia karena bukan hanya untuk mendapat simpati warga
Jakarta, melainkan memguatkan posisinya di internal PDIP. Sebab, ada kandidat
lain yang kemungkinan besar juga akan dicalonkan, misal Gibran Rakabuming.
Blusukan Risma juga tidak akan berlangsung lama dan tidak
memengaruhi tugas utamanya. "Saya kira tidak akan selamanya. Mungkin hal
ini dilaksanakan dalam beberapa bulan saja. Jika efek pertama sudah dapat
tercapai, akan kembali ke tugas umumnya. Kemudian akan diulang di momen lain.
Begitu siklusnya," ucap dia.[]