Jakarta, SN – Permadi Arya alias Abu Janda menilai pelaporan
Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) ada hubungannya dengan pembubaran Front
Pembela Islam (FPI). KNPI tegas membantah. KNPI menyebut Abu Janda adalah orang
yang membuat kacau pemerintahan era Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Bantahan itu disampaikan oleh Ketua Umum (Ketum) KNPI Haris
Pertama. Haris menjelaskan KNPI merupakan tempat berhimpunnya
organisasi-organisasi kepemudaan, termasuk ormas sayap Nahdlatul Ulama (NU).
"Jadi gini kan Permadi Arya alias Abu Janda ini kan suka
asbun dia, asal bunyi aja. Nah jadi yang harus dipahami KNPI ini singkatan dari
Komite Nasional Pemuda Indonesia. Nah kalau bisa ditanya juga sama dia, tahu
arti dari KNPI nggak. KNPI ini, ini tempat berhimpunnya, wadah berhimpunnya
seluruh organisasi kepemudaan yang ada di Indonesia. Nah salah satunya kan dia
bilang dia Ansor, NU. Ansor juga berhimpun, ada Ansor, ada PMII, ada Fatayat,
terusnya ada IPNU ada IPPNU," kata Haris, kepada wartawan, Kamis
(28/1/20210).
"Nah kalau untuk di Muhammadiyah, ada Pemuda
Muhammadiyah, ada Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, ada Ikatan Pelajar
Muhammadiyah. Untuk di mahasiswanya ada HMI, GMNI, PMII, GMKI, PMKRI, habis itu
yang lainnya ya, kaya KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia), dan
juga organisasi kepemudaan di seluruh partai politik," imbuhnya.
Haris membantah bahwa KNPI adalah pendukung FPI. Dia meminta
Abu Janda supaya tidak asal bicara.
"Jadi bukan kita pendukung FPI. Makanya, maksud kita Abu
Janda itu suruh baca lagi berita-berita yang dia share, yang dia bilang saya
dendam politik. Jangan asal bunyi dong," tegas Haris.
Haris heran Permadi Arya alias Abu Janda yang mengaku-ngaku
sebagai pendukung Jokowi, tapi perilakunya justru membuat gaduh. Dia kemudian
menyinggung soal kondisi masyarakat di Papua.
"Maklum lah bahwa dia suka menghina orang. Jadi, apa
namanya ya, dia salah satu orang yang bikin kacau pemerintahan Pak Jokowi.
Bikin kacau. Dia bukan pendukung Pak Jokowi," sebut Haris.
"Nah ini kok, dia mengaku katanya pendukung Pak Jokowi
tapi bikin kacau pemerintahan Pak Jokowi. Kan bisa dilihat. Bahwa di Papua ini
aja gejolak sosialnya, gejolak masyarakatnya masih cukup tinggi. Jadi jangan
asal bunyi dong," imbuhnya.
Lebih lanjut, Haris menegaskan bahwa dia bukan pendukung FPI.
Haris menyebut kritikannya ke pemerintah bukan hanya soal pembubaran FPI saja.
"Nggak ada kaitannya dengan FPI. Kritikan membangun saya
dengan pemerintah kan bukan hanya sekadar pembubaran FPI. Tapi ini demi
kenyamanan, demi kedamaian, bisa dicek. Jadi bukan saya mendukung FPI tidak
dibubarkan," terangnya.
"Jadi nggak ada dendam politik. Saya kenal Abu Janda
juga nggak. Emang dia siapa. Saya cuma menganggap seorang Abu Janda, Permadi
Arya itu orang yang selalu buat gaduh, selalu menghina orang, rasis dan
lain-lain," sambung dia.
Selain itu, Haris menjelaskan pelaporan KNPI terhadap Permadi
Arya alias Abu Janda juga dilakukan untuk menepis anggapan kebal hukum. Dia
menegaskan perilaku Abu Janda tidak bisa dibiarkan, sebab bukan tak mungkin
akan berimbas buruk terhadap jalannya pemerintahan.
"Jadi yang harus digarisbawahi, Abu Janda inilah perusak
citra pemerintahan Pak Jokowi. Makanya kita KNPI mengambil langkah, karena
orang banyak bilang dia kebal hukum. Kita kan tahu sama-sama bahwa di Indonesia
ini tidak ada satu pun manusia di Indonesia yang kebal hukum, bahkan sekali pun
presiden. Itu kan penegakan hukum di kita. Lah kok dia seakan-akan tantang
hukum, tantang saya. Maksud saya manusia kaya gini nih nantinya menghina semua
orang. Bisa-bisa negara kita ini dilecehkan sama dia," papar Haris.
Diberitakan sebelumnya, Permadi Arya alias Abu Janda
menanggapi laporan KNPI terhadapnya soal dugaan rasisme kepada Natalius Pigai.
Ia menilai pelaporan itu kental dengan muatan politis.
"Ini jelas dendam politik karena pelapornya ini Haris
Pertama, ini pembela FPI, saya punya jejak digitalnya. Ini jelas Haris Pertama
ini jelas sakit hati FPI dibubarin. Terus dia mau balas dendam Rizieq
dipenjara, dia mau mata balas mata, ini jelas motifnya politik ini," kata
Abu Janda saat dihubungi detikcom, Kamis (28/1/2021).
Abu Janda menilai laporan Haris Pertama bersifat asumtif.
Padahal, menurutnya, kata-kata yang dia lontarkan bukan sebuah pernyataan,
melainkan pertanyaan.
Ia juga mengaku bahwa kata-kata 'evolusi' yang ditujukan
kepada Natalius Pigai saat itu tidak ada kaitannya dengan Teori Darwin.
"Yang aku maksud itu jadi 'Kau ini sudah berkembang
belum otak kau', itu maksudnya kau nggak ada otak gitu, cuma dikaitkan ke Teori
Darwin sama si Rocky Gerung itu," sambungnya. []