Jakarta, SN
– Pemerintah China tengah mencari rincian soal kabar yang menyebut bahwa 25
warga negaranya ditangkap di Indonesia. 25 warga negara China itu kabarnya
merupakan bagian dari 61 orang awak kapal di dua supertanker yang ditangkap
oleh Indonesia karena dicurigai mentransfer minyak secara ilegal.
Diketahui
bahwa Indonesia menangkap kapal-kapal tersebut setelah mereka terdeteksi
melakukan transfer dari MT Horse berbendera Iran ke MT Freya berbendera Panama
dan menyebabkan tumpahan minyak.
Penyitaan
itu sendiri tidak terkait dengan sanksi Amerika Serikat untuk menghentikan
ekspor minyak Iran dalam perselisihan mengenai program nuklir Teheran.
Kapal-kapal
tersebut ditangkap karena juga diduga menyembunyikan identitas mereka dengan
tidak menunjukkan bendera nasional, mematikan sistem identifikasi otomatis, dan
gagal menanggapi panggilan radio.
Padahal, Organisasi Maritim Internasional (IMO) mengharuskan kapal menggunakan transponder untuk keselamatan dan transparansi. Awak kapal bisa mematikan perangkat jika ada bahaya pembajakan atau bahaya serupa.
Menurut berita yang dipublikasikan Reuters, Rabu (27/1), kapal MT Horse milik National Iranian Tanker Company dan MT Freya, yang dikelola oleh Shanghai Future Ship Management Co., terdeteksi di lepas pantai pulau Indonesia. Indonesia. Kalimantan.
Menanggapi
kabar tersebut, jurubicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian mengatakan
bahwa 25 awak kapal yang ikut ditangkap dalam insiden tersebut adalah warga
negara China. Namun dia tidak memberikan rincian lebih detil soal apakah semua
kru berada di satu kapal atau berada di kapal yang terpisah.
"Kedutaan
kami telah menyatakan keprihatinannya kepada Indonesia. Kami mendesak mereka
untuk memverifikasi situasi tentang pelaut China secepat mungkin dan memberi
tahu kami secara resmi," kata Zhao.
Dia
mengatakan China meminta Indonesia untuk melakukan penyelidikan secara adil dan
sesuai dengan hukum terkait insiden tersebut.
Sementara
itu, Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan pada awal pekan ini bahwa
penyitaan kapal tankernya terjadi karena masalah teknis dan telah meminta
Indonesia untuk memberikan rincian lebih lanjut. [*]