Jakarta, SNC - Presiden Joko Widodo (Jokowi) perintahkan
menterinya untuk vaksin virus corona mandiri atau berbayar dengan harga yang
terjangkau dan arahan ini diberitahukan dari awal kepada seluruh anak buahnya,
kemudian Jokowi mengatakan harga vaksin harus dihitung atau dikalkulasi secara
rinci lalu disiapkan dari sekarang.
"Ini juga pengenaan harga biaya pelaksanaan vaksinasi
mandiri harus dihitung, dikalkulasi dengan cermat. Sejak awal saya minta
harganya terjangkau," ucap Jokowi dalam pembukaan rapat terbatas secara
virtual, Senin (26/10).
Namun, Jokowi tak menjelaskan lebih lanjut berapa harga ideal
untuk satu dosis vaksin virus corona. Hal yang penting katanya, semua
dikomunikasikan ke publik secara gamblang.
"Proses vaksinasi ini akan berjalan dan dilakukan
bertahap. Hal ini perlu dijelaskan secara jelas dan gamblang ke masyarakat,"
ujar Jokowi.
Selain harga, Jokowi juga mengingatkan jajaran menterinya
agar memaparkan ke publik terkait kelompok masyarakat mana saja yang akan
mendapatkan vaksin virus corona pertama kali. Nantinya, distribusi vaksin akan
dilakukan dengan dua cara, yakni gratis dan berbayar.
Untuk itu, ia meminta anak buahnya untuk membuat jadwal
vaksinasi secara detail. Jokowi juga mengingatkan agar proses vaksinasi
memperhatikan ketersediaan sarana dan prasarana di lapangan.
"Jalur distribusi pemberian vaksin yang akan digunakan
per wilayah, daerah, ini kapan. Saya minta detail. Daerah ini kapan, siapa yang
dapat, siapa yang gratis, siapa yang bayar, semuanya harus direncanakan,
dipersiapkan dengan detail," tegas Jokowi.
Sebelumnya, vaksin berbayar akan berada di bawah komando
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Sementara, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga
Hartarto menyatakan distribusi vaksin virus corona secara mandiri akan dikelola
oleh PT Bio Farma (Persero). Nantinya, pemerintah akan memberikan arahan kepada
perusahaan pelat merah itu dalam mendistribusikan vaksin virus corona.
Airlangga bilang pemerintah belum bisa memberikan kepastian
kapan tepatnya vaksinasi akan dilakukan. Pasalnya, Bio Farma masih melakukan
uji klinis tahap 3.
Selain itu, proses distribusi juga baru akan dilakukan
setelah ada sertifikasi dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Namun,
Airlangga tak menjelaskan lebih lanjut berapa lama proses sertifikasi akan berlangsung.
[*]