Ledakan
dahsyat akibat 2.750 ton amonium nitrat yang disimpan tanpa pengamanan di area
gudang pelabuhan Beirut, Lebanon, kemarin. Ledakan itu menewaskan lebih dari
100 orang dan melukai lebih dari 4.000 orang
Beirut, SNC - Kawasan Pelabuhan Beirut
porak-poranda akibat ledakan dahsyat yang dipicu terbakarnya 2.750 ton amonium
nitrat. Ledakan itu menciptakan gelombang seismik yang dirasakan hingga Siprus,
160 kilometer dari lokasi kejadian. Selain menimbulkan korban tewas dan luka,
banyak bangunan rusak berat dan mobil yang hancur.
Berbagai rekaman video yang diambil warga lokal dari berbagai
sudut menunjukkan asap membubung tinggi dari Pelabuhan Beirut. Tak lama
kemudian ledakan hebat meletus hingga beberapa kilometer. Korban luka dengan
dilumuri darah keluar dari tengah asap. Mereka berlarian dan berteriak meminta
tolong.
Para nelayan yang sedang menangkap ikan juga terkejut. Kapal
dan perahu mereka sempat terempas beberapa kilometer. Begitu pun dengan
pedagang yang sedang menjajakan makanan dan mereka yang sedang bersantai di
balkon apartemen di sekitar lokasi ledakan. Peristiwa itu terjadi tepat pukul
18.02 waktu lokal di Pelabuhan Beirut.
“Kami sudah tertimpa krisis ekonomi dan keuangan, masyarakat
telah kelaparan, ditambah lagi dengan peristiwa ini. Kami menderita. Ada banyak
sekali penjarah dan pencuri. Siapakah yang akan menafkahi anak-anak yang
kehilangan orang tuanya?,” keluh Bilal, 60, warga Beirut di dekat lokasi
kejadian, dikutip Reuters.
Kawasan Pelabuhan Beirut kini lumpuh dan tak dapat digunakan
untuk mengimpor makanan dari luar negeri. Padahal, lebih dari 6 juta warga
setempat menggantungkan hidup pada bantuan asing. Begitu pun dengan ratusan
ribu pengungsi asal Suriah. Gudang utama gandum di pelabuhan juga hancur lebur.
Sedikitnya 100 orang tewas dan 4.000 lainnya luka-luka.
Ratusan korban juga dinyatakan hilang tertimbun reruntuhan bangunan. Peristiwa
ini menjadi kejadian terburuk yang mengguncang Lebanon di tengah lilitan utang
dan wabah virus corona Covid-19 yang menewaskan 65 orang.
Presiden Lebanon Michel Aoun mengatakan, 2.750 ton amonium
nitrat disimpan selama enam tahun di Pelabuhan Beirut tanpa sistem keamanan
memadai. “Hal ini tidak dapat ditoleransi. Kami perlu menggelar pertemuan dan
mendeklarasikan darurat negara selama dua pekan,” kata Aoun, dikutip Reuters.
Perdana Menteri (PM) Lebanon Hassan Diab mengatakan orang
yang bertanggung jawab di balik peristiwa ini akan mendapatkan hukuman berat.
Pemerintah Lebanon juga memperingatkan agar tidak mendekati lokasi menyusul
adanya laporan bocornya gas beracun. Petugas juga diimbau mengenakan masker.
(Baca juga: Polisi Selidiki Unsur Pidana Terkait Laporan Terhadap Anji)
Kepala Palang Merah Lebanon, George Kettani, menggambarkan
peristiwa ini sebagai musibah paling mengerikan. Beberapa jam setelah ledakan,
api berwarna oranye masih berkobar di bawah langit Beirut yang gelap gulita.
Helikopter melayang di atas pelabuhan dan sirene mobil ambulans terdengar di
mana-mana.
Sebagian korban dibawa menuju luar Beirut mengingat rumah
sakit (RS) di kawasan pusat kewalahan menangani korban. Petugas medis dari
wilayah Barat, Selatan, dan Timur Lebanon juga dipanggil untuk memberikan
bantuan. Ledakan besar ini mengingatkan masyarakat lokal atas perang sipil pada
1975-1990.
Sebagian masyarakat mengira terjadi gempa bumi mengingat
gelombang seismik yang ditimbulkannya sangat besar. Kaca jendela pecah, patung
hancur, dan tanah berguncang. Seorang petugas kesehatan bernama Rouba mengaku
melihat 200-300 korban masuk ruang inap gawat darurat (IGD) di rumah sakit
tempatnya bekerja. “Saya tidak pernah melihat pemandangan seperti ini.
Peristiwa ini sangat mengerikan,” kata Rouba.
Warga Beirut lain, Huda Baroudi, terempas beberapa meter oleh
gelombang seismik ledakan besar di Pelabuhan Beirut. “Saya jadi teringat
ledakan yang terjadi di Kedubes AS pada 1983,” kata Baorudi.
WNI Aman dan Selamat
Duta Besar (Dubes) RI untuk Lebanon, Hajriyanto Y Thohari,
mengatakan tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban dalam
peristiwa itu. Dia juga mengucapkan terima kasih kepada pemerintah dan masyarakat
Indonesia yang memperhatikan dan menanyakan keselamatan WNI di Lebanon.
“Berdasarkan pengecekan terakhir, seluruh WNI dalam keadaan
aman dan selamat,” ujar Hajriyanto dalam siaran pers, “Jumlah WNI di Lebanon
mencapai 1.447 orang, 1.234 di antaranya adalah Kontingen Garuda dan 213 orang
merupakan WNI sipil, termasuk keluarga KBRI dan mahasiswa.”
Kedutaan Besar RI (KBRI) untuk Lebanon meminta pihak
Kepolisian Lebanon segera memberikan informasi jika terdapat WNI yang menjadi
korban ledakan. Melalui grup WhatsApp dan simpul-simpul WNI, KBRI untuk Lebanon
juga mengimbau seluruh WNI untuk segera melapor jika berada dalam situasi
darurat.
“Seorang WNI yang dikarantina di RS Rafiq Hariri, Beirut,
yang tidak jauh dari lokasi ledakan, juga terkonfirmasi aman,” ujar Thohari.
Selain itu, KBRI untuk Lebanon mengimbau seluruh WNI untuk
tidak mendekati lokasi kejadian guna menghindari adanya gas beracun dan menaati
arahan pemerintah setempat. (Baca juga: Dua Buronan Kakap Asal Indonesia
Ditangkap di Amerika Serikat)
Wilayah sekitar Pelabuhan Beirut porak-poranda: gedung-gedung
rusak, serpihan benda-benda berserakan, dan mobil-mobil ringsek. Sejauh ini
otoritas terkait Lebanon tidak mengungkapkan penyebab ledakan. Namun, peristiwa
itu terjadi ketika tim kontraktor melakukan pengelasan sebuah lubang di gudang
pelabuhan.
Sebagian orang menduga peristiwa itu terjadi di gudang
amonium nitrat. Ledakan itu juga terjadi dengan radius beberapa kilometer. “Ada
banyak orang menanyakan saudaranya yang hilang. Kami kesulitan melakukan
pencarian malam hari karena tidak ada listrik,” kata Menteri Kesehatan Lebanon,
Hamad Hasan.
Sebagian negara di dunia menawarkan bantuan kemanusiaan dan
kesehatan kepada Lebanon. Beberapa di antaranya Israel, Suriah, Arab Saudi,
Qatar, Irak, Amerika Serikat (AS), Prancis, Jerman, dan Inggris. Negara Teluk
yang menjadi donor setia Lebanon mengirimkan bantuan makanan dan obat-obatan.
Wakil Ketua DPR Koordinator Ekonomi dan Keuangan (Korekku)
Sufmi Dasco Ahmad menyampaikan duka cita yang mendalam kepada para korban dan
keluarga korban atas ledakan yang terjadi di Pelabuhan Beirut, Lebanon.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini juga mengimbau kepada
WNI yang berada di Lebanon untuk tetap tenang dan tidak panik dalam menghadapi
situasi tersebut. “Kami mengimbau juga kepada warga negara Indonesia yang ada
di Lebanon untuk tetap tenang dan tidak panik,” imbaunnya.
Dasco melanjutkan, jika WNI di sana dalam keadaan
mengkhawatirkan dan membutuhkan sesuatu, jangan segan untuk menghubungi
perwakilan Indonesia di Lebanon. (Muh Shamil/Kiswondari)