Jakarta,
SNC
– Erick Thohir, sekaligus Ketua Pelaksana Komite Penanganan COVID-19 dan
Pemulihan Ekonomi Nasional, enggan menjadi sukarelawan untuk fase ketiga uji
klinis vaksin Covid-19. Dia beralasan, sebagai pemimpin, tidak etis dia
mendapat imunisasi vaksin pertama kali.
"Bukannya takut. Tapi lebih baik
relawan yang sesuai dengan prototipe yang dicari. Meski pingin disuntik, tapi
rakyat dulu. Kami sebagai pemimpin belakangan," kata Menteri BUMN itu
dalam wawancara virtual, Jumat, 7 Agustus 2020.
Erick mengatakan, Juru Bicara Kementerian BUMN, Arya Sinulingga, bersedia menjadi relawan tersebut. "Jubir saya, dia mau," kata Erick.
Meski demikian, Erick menjamin uji coba
tersebut sangat aman dan masuk kategori produk halal walau pengembangannya
menggandeng perusahaan asal Tiongkok, Sinovac Biotech Ltd.
Hingga akhir Agustus, Bio Farma mencari
1.620 relawan yang bersedia disuntik dengan vaksin Sinovac. Jika berhasil, Bio
Farma akan memproduksinya secara berkala.
Ihwal uji klinis tersebut, Erick meyakinkan
bahwa calon vaksin itu aman. Apalagi, ia menduga vaksin keluaran Sinovac ini
pada uji klinis tahap pertama dan keduanya telah diujicobakan ke manusia.
Pemerintah menargetkan imunisasi vaksin
Covid-19 akan dilaksanakan pada kuartal pertama 2021. Seandainya vaksin Sinovac
berhasil, sebanyak 40 juta dosis diperkirakan dapat langsung disuntikkan ke masyarakat
secara bertahap pada Januari-Februari tahun depan.
Adapun Erick menyatakan tiap-tiap orang
butuh diimunisasi sebanyak dua kali. Bila ada 190 juta penduduk yang akan
diimunisasi, berarti pemerintah membutuhkan 380 juta dosis vaksin. (sanca).