Muslim Arbi, Koordinator Gerakan Perubahan dan mantan aktivis HMI ITB.

Oleh: Muslim Arbi, 
Analis politik dan Koordinator Gerakan Perubahan dan mantan aktivis HMI ITB

SancaNews.Com - Karena terlalu dekat ke RRC (China), maka AS/Barat/sekutunya makin mempersulit ruang gerak ekonomi Indonesia yang dianggap pro-China itu dan dollar bakal meningkat tembus Rp20.000/dolar AS sampai rezim ini ambruk di tengah pandemi Corona dan krisis ekonomi ini. Ketidak konsistenan Presiden Jokowi  dalam membuktikan janji Politik saat Pilpres 2014 dan 2019 dengan  banyak (66) Janji Politik nya kini semakin mempersulit situasi ekonomi nasional. Semakin melemah nya posisi Rupiah di hadapan Mata Uang Dolar AS membuktikan hal itu.

Ada janji Politik Jokowi  2014 dan 2019  lalu dan terutama dalam bidang ekonomi adalah; Jika menjadi Presiden maka Jokowi akan membuat Dolar menjadi Rp 10.000 dan Pertumbuhan ekonomi di patok pada 7 %. Nah, ternyata pertumbuhan ekonomi stagnan atau merosot pada angka 0 % dan Dolar sekarang sudah bertengger di atas Rp 15.000 atau lebih . 

Belum lagi janji lainnya adalah tidak akan utang dalam menggerakkan roda ekonomi nasional. Sekarang hutang LN sdh melebihi batas yang di boleh oleh UU yaitu di bawah 30 . Ternyata Hutang Negara sudah di atas 30 %. Dan ini berpotensi langgar UU dan bisa di impeach  (dimakzulkan) seperti yang di lontarkan oleh Pakar hukum Prof Yusril Ihza Mahendara beberapa waktu dulu.

Akan halnya kegagalan Pemerintahan Presiden Jokowi dalam keterpurukan ekonomi nasional dan diperparah Corona sekarang ini maka solusi nya adalah Jokowi harus secepatnya  mundur dan rezim transisi  mungkin perlu mempercepat Pemelihan Umum. Karena Mentri2 ekonomi malah membuat ekonomi nasional semakin menuju keterpurukan dan mengancan kebangkrutan ekonomi dan runtuhnya Bangsa ini. Jika ber lama2 Presiden Jokowi dan  tidak mundur maka kekacauan ekonomi dan kekacauan politik akan semakin besar dan kebangkrutan semakin nyata.

Melemah nya rupiah dan menguat nya dolar pada posisi di atas Rp 15.000 membuktikan Pasar semakin tidak percaya Rezim. Oleh karena nya solusi nya adalah agar Bisa mengembalikan kepercayaan pasar dan menurunkan posisi dolar adalah Presiden Jokowi Turun dan Pemilu di percepat. Jika Jokowi turun, dollar bisa turun.

Kalau Jokowi mundur, mungkin chaos sosial bisa diredam dan tak terjadi tragedi huru hara seperti Mei 1998. Maukah Jokowi mundur setelah terbukti tidak amanah, gagal dan bahkan menabrak etika-moral politik di istana negara dengan umumkan Gibran putra sulungnya jadi calon walikota Solo?


Demikian pandangan analis Muslim Arbi, Koordinator Gerakan Perubahan dan mantan aktivis HMI ITB. (konfrontasi)
Label:

SancaNews

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.