Klaten, SancaNews.Com - Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM)
Kabupaten Klaten angkat bicara soal pencatutan nama Muhammadiyah Klaten dalam
aksi teror kepada pihak yang berkaitan dengan diskusi mahasiswa Fakultas Hukum
Universitas Gadjah Mada (FH UGM). PD Muhammadiyah Klaten menyesalkan aksi teror
tersebut dan meminta aparat mengusut tuntas pencatutan nama, fitnah dan teror
tersebut.
"Bahwa Pimpinan Daerah Muhammadiyah Klaten menyesalkan
terjadinya tindakan ancaman, teror dan intimidasi terhadap penyelenggaraan
diskusi ilmiah mahasiswa CLS," ungkap Ketua PD Muhammadiyah Klaten, Abdul
Rodhi dalam pernyataan persnya di gedung PDM Jalan Wijaya Kusuma 08 Klaten,
Sabtu (30/5/2020).
Menyikapi berita dan informasi yang berkembang berkaitan
pencatutan nama Muhammadiyah Klaten dalam tindakan teror terhadap
penyelenggaraan diskusi ilmiah mahasiswa CLS sebagaimana dimaksud dalam pres
release Dekan Fakultas Hukum UGM tanggal 29 Mei 2020, maka PDM Muhammadiyah
menyampaikan 5 hal.
"Ada 5 hal. Bahwa Muhammadiyah adalah gerakan dakwah
Islam yang mengedepankan kebijaksanaan dan pendekatan Ihsan dalam dakwahnya.
Bahwa Muhammadiyah menyesalkan terjadinya tindakan ancaman, teror dan
intimidasi penyelenggaraan diskusi," sambung Abdul Rodhi.
Selain itu, sambung Abdul Rodhi, bahwa PD Muhammadiyah Klaten
tidak terkait dan tidak bertanggungjawab atas tindakan teror pelaksanaan
aktivitas akademik tersebut. PD Muhammadiyah Klaten mengecam pecatutan nama
Muhammadiyah Klaten.
"PD Muhammadiyah Klaten mengecam pencatutan nama ormas
Muhammadiyah Klaten dalam tindakan teror diskusi ilmiah tersebut. Pencatutan
itu dapat merusak nama baik persyarikatan Muhammadiyah sehingga berpotensi
mengadu domba serta memecah belah persatuan dan kesatuan masyarakat,"
tuturnya.
Selain itu, PD Muhammadiyah mendesak pihak Polri untuk
mengusut tuntas tindakan tindak pidana pencatutan nama. "PD Muhammadiyah mendesak pihak kepolisian Republik
Indonesia untuk mengusut tuntas tindakan tindak pidana pencatutan nama. Baik
fitnah, ancaman, teror dan intimidasi terhadap penyelenggaraan diskusi ilmiah
tersebut," pungkas Abdul Rodhi. (sanca)
Sumber : detik.com