Jakarta, SancaNews - Kepala Badan Pembina Ideologi
Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi berjanji tidak lagi menyampaikan statemen
kontroversial kepada media massa. Janji itu disampaikan Yudian usai dinasihati
dalam rapat dengar pendapat di Komisi II DPR, Selasa (18/2).
Mulanya, anggota Komisi II DPR RI dari Fraksi PDIP Johan Budi
meminta tidak lagi bicara dengan media.
"Karena kalau bicara dengan media, lebih banyak
mudaratnya Pak," kata Johan Budi, Selasa (18/2).
Menurut Johan Budi, Yudian belum terbiasa menghadapi media
massa. Sehingga ia belum bisa menyampaikan pernyataan secara baik dan malah
berujung kontroversi.
Johan meminta Yudian menyampaikan pernyataan dengan disertai
konteks yang jelas. Selain itu, penyampaian maksud harus dilakukan dengan
bahasa yang tidak menimbulkan kegamangan panafsiran.
Johan Budi menyarankan agar Yudian menunjuk humas atau juru
bicara untuk menghadapi wartawan. Agar dia bisa fokus menjalankan tugas sebagai
Kepala BPIP.
"Bapak wakilkan saja, tadi kan Bapak mengakui bahwa
karena terbiasa dengan dunia kampus sehingga bicara dengan media memang harus
lebih memahami soal konteks, Pak," kata mantan juru bicara KPK dan juru
bicara kepresidenan ini.
Yudian menyambut baik saran itu. Bahkan dia berterima kasih
kepada Johan Budi dan berjanji menerapkan saran tersebut dirlis ccnindonesia.com.
"Sudah disampaikan bapak tadi supaya disetop, ya saya
berjanji ini. Jadi tidak akan ada lagi nanti kontroversi saya sebagai pribadi,
yang itu atas nama BPIP," ucap Yudian dalam rapat.
Usai rapat, Yudian langsung menerapkan saran itu. Dia menolak
diwawancara oleh awak media yang telah menantinya di luar ruangan. Yudian
diwakilkan oleh Staf Khusus Dewan Pengarah BPIP Benny Susetyo.
Yudian dilantik sebagai Kepala BPIP Presiden Jokowi menjadi
Kepala BPIP pada Rabu (5/2). Dia mengisi jabatan yang kosong sejak Yudi Latief
mengundurkan diri pada 2018.
Tak lama setelah dilantik, Yudian menyita perhatian publik
dengan beberapa pernyataan kontroversial. Dalam wawancara dengan Tim
Blak-blakan detik.com, Yudian menyebut agama sebagai musuh terbesar Pancasila.
Pekan lalu, ia juga melontarkan pernyataan kontroversial.
Yudian bilang warga negara harus bisa menempatkan konstitusi di atas kitab
suci.