Jakarta, SancaNews.com - Terdakwa Dede Luthfi Alfiandi (20), pemuda yang membawa Bendera Merah Putih saat melakukan aksi demo pelajar di depan DPR RI pada September 2019 lalu menjalani sidang lanjutan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (18/12/2019) sore.

Agenda sidang kali ini adalah pemeriksaan saksi. Ada lima orang bersaksi atas kasus Luthfi. Kelima saksi tersebut yakni Raden M Bahrun dan Hendra (Anggota Polres Jakbar), Hendar Kelana, Dwi Susanto, Dimas S (Satreskrim Polres Jakpus).

Hakim Ketua Bintang AL memutuskan untuk membagi sidang menjadi dua sesi, yakni mendengarkan keterangan 2 saksi dari Polres Jakarta Barat kemudian 3 saksi dari Polres Jakarta Pusat.

Dalam persidangan, saksi Raden M. Bahrun yang merupakan Kasubid Reskrim Jakbar ini mengaku dirinya melihat Luthfi melakukan tindakan anarkisme seperti melempar batu dan cukup aktif memprovokasi massa untuk menyerang petugas.

"Saya melihat dia demo pakai bendera merah putih, diselimutkan, dibentangkan, dan sebagainya, yang membawa bendera merah putih ada juga yang lain, tapi tidak melakukan tindakan anarkisme, saya sebagai seorang polisi melihatnya aneh dan menindak," kata Raden di PN Jakpus, Rabu (18/12/2019).

"Yang saya lihat adik (Luthfi) ini melemparkan batu, saya tidak lihat batu apa, kurang lebih 15 meter, karena bagi saya aneh orang membawa bendera tetapi melakukan anarkisme, sekitar jam 16an, sepenglihatan saya dua kali (melempar batu)," tambahnya.

Meski demikian Raden mengakui saat diinterogasi Luthfi bersifat kooperatif dan mengakui dirinya sudah lulus dari kursi pelajar.

"Saya sudah lulus pak tahun 2017, terdakwa kooperatif sekali, kok pakai pakaian sma, dia jawab biar enggak ketahuan," jelasnya.

Namun dia menyebut tidak langsung menangkap Luthfi, melainkan ditangkap oleh jajarannya. "Saya tidak menangkap langsung, itu sekitar Isya, di jalan S Parman, bukan di lokasi, kurang lebih 1 kilometer dari lokasi," ucapnya.

Kuasa Hukum Luthfi, Burhanuddin mengatakan pihaknya tidak akan mengajukan eksepsi dan menginginkan pemeriksaan segera dilakukan oleh majelis hakim.

Ada tiga dakwaan alternatif yang didakwakan kepada Luthfi yaitu pasal 212 jo 214 ayat (1) KUHP, pasal 170 KUHP, serta pasal 218 KUHP.


Sumber : suaradotcom
Label:

SN

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.