SancaNews.Com - Tokoh nasional Dr. Rizal Ramli
dibully gara-gara menolak rencana pengusungan mantan Gubernur DKI Jakarta
Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menjadi petinggi di Badan Usaha Milik Negara
(BUMN).
"Gara-gara bedah kinerja, track record, dramatisasi
Ahok, buzzers dan Ahoker hantam RR dengan kata-kata kasar, tuduhan dan argumen
ngasal, kacian deh. Ahok di BUMN: problem dengan 'good governance', tidak punya
corporate experiences. Kalau kata Gus Dur, EGP," kata RR sapaan akrabnya,
Selasa (18/11).
"He he.. Sebelum pada ngasal nyablak. RR yang pertama
buka dan kritik tentang mafia migas, bahkan demo 30 ribu orang protes kenaikan
BBM dan hapuskan mafia migas tahun 2008. Juga RR dkk yang bawa bukti-bukti
kejahatan mafia Migas ke Ketua KPK Abraham Samad. Kalian pada kemenong?"
sambung RR dengan emoticon tertawa.
RR menjadi pembicara talkshow Apa Kabar Indonesia Malam
bertajuk "Ahok Masuk BUMN: Penolakan Kencang" yang disiarkan tvOne,
Sabtu malam (16/11).
Kepada pembully yang juga menuding RR gila jabatan, mantan
Sekretaris Kementerian BUMN M. Said Didu menyebutkan, RR itu orangnya punya
pendirian yang kokoh. Seperti saat yang bersangkutaan menjabat Komisaris Utama
PT. Semen Gresik.
"Saya saksi tentang hal ini. Saat saya masih di BUMN, saya
dapat tugas evaluasi Pak RR sebagai Komut PT Semen Gresik, pak @RamliRizal
lebih memilih diberhentikan daripada disuruh "membebek". Akhirnya
diberhentikan," kata Said Didu di akun Twitter @msaid_didu.
RR kemudian meretweet pernyataan Said Didu itu dengan
mengatakan: "Sebagai Preskom Semen Gresik Grup, RR berhasil naikkan
keuntungan dari Rp 800 miliar menjadi Rp 3,2 triliun dalam dua tahun. Tapi
karena RR tolak dan pimpin demo kenaikan harga BBM (hanya setuju jika mafia
migas disikat dulu), RR mengundurkan diri sebagai Preskom SG Grup".
Kembali ke Ahok. RR menyebut saat dia menjabat Menko Maritim
dan Sumber Daya, dia mengundang rapat Kementerian LHK, KKP termasuk Pemprov DKI
yang langsung dihadiri Ahok, membahas soal reklamasi di utara Jakarta.
"Yang begitu mau sikat mafia? Yang ada mah bakal
maki-maki pegawai, sama mafia mah bakalan cincay. Kalau sekarang mah sopan
bahasanya, begitu kuasa balik lagi adatnya. @jokowi," lanjut Menko
Perekonomian era Presiden Gus Dur ini.
Sumber : moeslimchoice.com