JAKARTA,
SANCANEWS.COM -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) ternyata punya keinginan
untuk membiarkan demonstrasi berjalan tanpa penjagaan aparat keamanan.
Keinginan presiden tersebut diungkapkan Kepala Staf Presiden Moeldoko di
istana, Rabu (30/10).
Moeldoko menanggapi pertanyaan wartawan tentang
anggapan masyarakat bahwa pemerintah terkesan membatasi kebebasan
berpendapat. "Tadi presiden mengatakan, coba sekali-sekali perlu
(agar) polisi tidak perlu jaga itu demo. Ini maknanya apa? Presiden sangat peduli
soal itu (kebebasan berpendapat)," jelas Moeldoko.
Namun, makna dari 'tidak dijaga' ternyata bukan
sepenuhnya tak ada aparat keamanan. Moeldoko menjelaskan, tanpa penjagaan bisa
saja berarti tidak adanya kawat berduri, tetapi polisi tetap berjaga dari
jauh.
"Menjauh aja aparatnya, kita perlu coba itu.
Begitu anarkis baru kita datang," kata Moeldoko.
Pada prinsipnya, Moeldoko menyebut, ada niatan
Presiden Jokowi agar pengamanan demonstrasi ke depan tidak seketat yang
sudah-sudah. Moeldoko pun menanggapi positif keinginan Jokowi.
Menurutnya, ide untuk merenggangkan pengamanan
demonstrasi perlu dilakukan. "Perlu kita coba, jangan kita pakai
cara-cara lama. Makanya waktu di Bawaslu kemarin saya sudah meminta kepada
polisi, jangan kontak langsung," kata Moeldoko.
Kendati demikian, pihak istana belum menyampaikan
keingiann Jokowi ini kepada pelaksana tugas (Plt) Kapolri Ari Dono. Pengurangan
tingkat pengamanan pun, ujar Moeldoko, tetap harus didiskusikan dengan komandan
lapangan.
"Ya mungkin ada cara baru yang perlu
dikembangkan," kata Moeldoko.
Dilansir Republika.co.id sebelumnya, Moeldoko
juga menanggapi opini di masyarakat yang menilai pemerintahan Jokowi mengekang
kebebasan berpendapat. Mantan Panglima TNI ini memandang, penyampaian pendapat
tetap diizinkan sesuai jalurnya. Presiden pun, ujar Moeldoko tak pernah
mengekang penyuaraan pendapat oleh semua pihak. (sanca)