PADANG, SANCANEWS.COM - Sejak beberapa waktu belakangan, Sumatera
Barat tak lagi seperti biasanya. Mulai dari kemarau, kabut asap dan sekarang
suhu hinga 13 derajat celcius melanda Ranah Minang.
Selain
kemarau dan kabut asap, sejak kemarin masyarakat Sumatera Barat dihebohkan
dengan suhu ektrim. Catatan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)
GAW Koto Tabang mencatat suhu di Sumbar rata-rata turun 3-4 derajat celcius.
Catatan BMKG
GAW Koto Tabang, suhu di beberapa wilayah di Sumbar, Senin (16/9) pagi, seperti
Bukittinggi mencapai 13 derajat celcius, di Kota Padang Panjang 14 derajat
celcius, di Pariaman 17 derajat celcius dan Kota Padang 18-20 derajat celcius.
Kepala BMKG
GAW Koto Tabang, Wan Dayantolis menyebutkan, penyebab suhu dingin di Sumbar
disebabkan kemarau dank abut asap.
“Saat
kemarau, udara dingin itu umum terjadi, seperti saat ini. Karena, lapisan uap
air yang tersimpan di bumi lebih sedikit, saat malam hingga subuh, (uap air)
itu langusng hilang, naik ke atmosfir,” ujarnya kepada awak media, Senin
(16/9).
Selaian itu,
suhu dingin juga disebabkan adanya kabut asap sejak beberapa hari belakangan.
“Kita sama tahu juga, Sumbar seminggu ini diselimuti kabut asap. Jadi, radiasi
yang datang dang tingga di permukaan bumi lebih sedikit dari baisanya, karena
kabut asap,” jelasnya.
Lalu, sejak
Sabtu (14/9) diketahui kabut asap sudah mulai berkurang di wilayah Sumbar.
“Karena itu, radiasi yang boleh dikatakan lebih sedikit berada di bumi, cepat
hilang ke atmosfir. Tidak ada partikel padat ataupun uap air yang menghalang,
makanya suhu terasa lebih dingin dari baiasanya,” ungkap Dayan.
Itulah
dampaknya, kata Dayan. Penyebab dari kemarau dan kabut asap, suhu menjadi lebih
dingin. “Suhu itu, akan semakin menurun terhadap ketinggian, ada kemungkinan
suhu di Alahan Panjang lebih dingin, kita belum ada data juga untuk daerah
itu,” ucapnya. (sanca).