Aksi Anak Nagari Lubuk Kilangan bersama masyarakat saat menutup sumber air di Sikayan yang juga sumber air untuk pabrik PT Semen Padang |
PADANG, SANCA NEWS.COM – PT Semen Padang terancam
tak bisa beroperasi gara-gara sumber air pabrik semen tersebut ditutup
oleh anak nagari bersama masyarakat Lubuk Kilangan, Kamis (1/8). Hal ini
dipicu terjadinya dualisme ditubuh Lembaga Kerapatan Adat Nagari (KAN),
dimana PT Semen Padang mereka dua memihak ke salah satu kelompok
pengurus.
Kejadian itu bermula dimana organisasi pemuda Lubuk
Kilangan Bersatu Bangkit (LBB) yang terdiri dari anak nagari dan
masyarakat nagari Lubuk Kilangan, melakukan aksi protes di Kampung
Sikayan Pondok Bambu RT 01 RW 12, Kelurahan Indarung, Kecamatan Lubuk
Kilangan, Kamis (1/8). Sebagai bentuk ketidakpuasan terhadap adanya
dualisme di tubuh lembaga Kerapatan Adat Nagari (KAN) Lubuk Kilangan.
LBB melakukan aksi protes dengan cara menutup kanal air
di Kampung Sikayan Pondok Bambu RT 01 RW 12, dan memasang beberapa
spanduk bertuliskan "Ulayat Nagari Lubuk Kilangan Bukan Milik Segelintir
Oknum Pengkhianat", dan spanduk bertuliskan rangkaian kalimat dengan
mencatut nama PT Semen Padang.
Nisfan Jumadil, selaku penanggungjawab aksi sekaligus Perwakilan LBB menjelaskan hal-hal yang memicu terjadinya aksi tersebut.
"Kami melakukan aksi ini karena ketidakpuasan kami
terhadap lembaga KAN yang terpecah dua. Kami juga menduga pihak PT Semen
Padang berpihak kepada salah satu kelompok. Ini yang menjadi pemicu
persoalan, dan kami juga melihat ada oknum yang tidak bertanggung jawab
mencari keuntungan dari PT Semen Padang," ujar usai melakukan mediasi
bersama Polresta Padang.
Ia mengungkapkan keinginan pihaknya untuk mempersatukan
kembali nagari dengan cara melakukan aksi protes tersebut. Sebab
persoalan ini berdampak buruk bagi anak kamanakan dan masyarakat nagari
Lubuk Kilangan.
"Nagari itu bukan KAN yang punya. Tetapi nagari itu
kepunyaan anak kamanakan dan masyarakat, musyawarah nagari yang
tertinggi. KAN itu tempat mengadu, kapai tampek batanyo, kapulang tampek babarito,
namun hari ini sudah terbalik. KAN dan ninik mamak merasa berkuasa,
apapun keputusan nagari dibuat sendiri tanpa melibatkan seluruh unsur di
nagari kami yakni ninik mamak 4 jinih dan 6 suku. Tapi mereka
ditinggal, apa itu benar sesuai adat minang yang selalu mengedepankan
musyawarah," katanya.
Lebih lanjut ia menyatakan, niat LBB sangat baik untuk
menyatukan kembali ninik mamak di nagari. Makanya LBB memasang spanduk
agar PT Semen Padang untuk sementara menghentikan bantuan kepada ninik
mamak yang tergabung ke dalam KAN.
"Kita sudah menyurati manajemen PT Semen Padang agar
menghentikan bantuan kepada KAN sementara waktu. Sebab ini juga menjadi
pemicu terpecah belahnya KAN, dan kami juga meminta pihak kepolisian
untuk mencari dalang yang telah memecah belah nagari di Lubuk Kilangan
ini. Makanya, kami terpanggil untuk menyelamatkan nagari lebih dulu,"
tuturnya.
Sebenarnya pihaknya malu melakukan aksi ini dan menutup
saluran air Kanal Sikayan tersebut. Mengingat air ini merupakan sumber
suplai untuk PT Semen Padang dan juga dinikmati masyarakat di tiga
kelurahan di Lubuk Kilangan. Tetapi dengan aksi ini ia berharap dapat
memancing semua pihak, terutama ninik mamak kembali bersatu untuk duduk
bersama mencari jalan keluar persoalan ini.
"Kita akan coba melakukan musyawarah bersama ninik mamak
agar kembali kompak. Jika tidak ada respon kami akan tetap bertahan
dengan aksi lanjutan, seharusnya para ninik mamak memahami maksud kami,"
pungkasnya
Sementara, Sekertaris KAN Lubuk Kilangan, Armansyah Dt
Gadang mengatakan, saluran air Kanal Sikayan itu memang berdiri ditanah
nagari. Dan air ini merupakan alat vital negara karena banyak orang yang
menggunakannya, tidak hanya pihak PT Semen Padang saja, namun berapa
kelurahan di Lubuk Kilangan. Oleh karena itu, perlu dilakukan solusi
yang terbaik agar aksi protes ini tidak merugikan semua pihak.
"Tujuan aksi ini memang menyatukan ninik mamak, namun
pada dasarnya ninik mamak itu sudah bersatu, tetapi memang ada berapa
orang ninik mamak yang belum kembali ke KAN karena masih bersekukuh
dengan SK LKAAM. Jika ada wadah musyawarah cukup anak kamanakan saja
duduk bersama, kalau ninik mamak tidak perlu disatukan lagi, bahkan dari
rapat kita beberapa waktu lalu menyepakati agar ninik mamak yang
berseberangan itu kembali lagi ke KAN," ungkapnya.
Di sisi lain, Kepala Unit Humas dan Kesekretariatan PT
Semen Padang, Nur Anita Rahmawati, mengatakan sangat menyayangkan aksi
yang dilakukan oleh masyarakat yang mengatasnamakan LBB. Tindakan
tersebut bisa berdampak kepada pengoperasian pabrik semen. Untung saja
untuk hari ini sudah ada stok air, hanya saja jika penutupan saluran air
itu berlangsung lama, pabrik bisa terhenti.
"Kami berharap persoalan ini segera diselesaikan. Kami
dari Semen Padang tidak ingin ikut campur, karena persoalan tersebut
adalah masalah internal nagari", ujarnya
Kapolresta Padang Kombes Pol Yulmar Try Himawan yang ikut
turun ke lokasi menyarankan kepada masyarakat untuk menghentikan aksi
tersebut sebab dapat memberikan dampak yang luas kepada kondisi
masyarakat sekitar yang membutuhkan air dari kanal Sikayan. Ia
menyarankan untuk semua pihak agar duduk bersama secara musyarawarah
menyelesaikan persoalan tersebut. (Sanca/Donny)