Kawasan Monumen Merpati Perdamaian dihantam abrasi. |
Hendri Uncu, salah satu warga setempat, mengatakan bahwa monumen itu sudah seminggu belakangan dihantam abrasi.
“Ombak sudah besar dan semakin besar, dan pengamatan nelayan setempat, bulan masih besar dan ombak akan semakin besar terus,” ujarnya saat diwawancarai Awak Media, Senin (5/8).
Menurut Hendri, jika tidak segera ditangani, Monumen Merpati Perdamaian bisa runtuh. “Kalau tidak ditangani cepat, monumen ini bisa runtuh juga nih,” jelasnya.
Hendri mengatakan, sebelum abrasi menghantam, bagian belakang monumen kerap dijadikan lokasi berdagang oleh para pedagang. “Karena kondisi kayak gini, ya enggak bisa (berdagang--red). Ada lima pedagang yang berjualan, persis berada di belakang monumen ini, dulunya,” ungkap Hendri.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang, Arfian, menanggapi rencana penanggulangan abrasi bibir pantai di belakang Monumen Merpati Perdamaian. Rencananya, kata Arfian, akan dilakukan pemasangan karung berisi pasir sebagai solusi untuk menahan hempasan ombak.
“Rentang waktu satu atau dua hari ini, akan dipasang karung berukuran besar dan diisi pasir untuk menahan ombak, setinggi dua meter,” ujarnya kepada Awak Media, Senin (5/8).
Menurutnya, rencana pemasangan tumpukan karung pasir dilaksanakan setelah Wali Kota Padang, Mahyeldi Ansarullah, beserta dinas terkait melakukan peninjauan langsung.
Kawasan Monumen Merpati Perdamaian dihantam abrasi. |
Lalu, Arfian mengatakan, Dinas Pekerjaan Umum sudah berkoordinasi dengan Balai Sungai Sumatra V. “Jadi, Sabtu kemarin sudah dipantau Pak Wali Kota dan dinas terkait, akan ada bantuan dari Balai Wilayah Sungai untuk pemasangan karung berisikan pasir,” katanya.
Arfian mengakui, sebelumnya pemkot juga sudah pernah memasang karung penahanan ombak untuk menahan abrasi. Namun, ukuran karungnya kecil.
“Sebenarnya, sudah ada penanggulangan dari Dinas Pekerjaan Umum. Namun, terkendala anggaran. Saat ini, kami sudah surati kementerian untuk membuat penahan ombak (seawall). Tapi, tunggu dulu keputusan. Untuk sementara pakai karung dulu,” ungkap Arfian.
Kerusakan saat ini, menurut Arfian, Pemkot Padang belum bisa menangani. Sebab, Monumen Merpati Perdamaian merupakan aset milik Lantamal II Padang.
“Kita akan berkoordinasi dengan Lantamal II Padang, monumen ini masih aset milik TNI Angkatan Laut,” jelas Arfian.
Pantauan Sanca News.com di lapangan, kondisi dinding hingga tiang-tiang di kawasan Monumen Merpati Perdamaian terlihat rusak parah. Tangga dan lantai di bagian belakang tampak terkikis dan berlubang.
Setidaknya, ada lima tiang berlogo "PT. Semen Padang" roboh. Bahkan, tempat sampah pun terlihat rusak hingga tidak berada di posisi semula.
Pohon di sekitar monumen terlihat roboh. Garis pembatas dari Dinas Pekerjaan Umum tampak terpasang di sepanjang lokasi yang terdampak abrasi.
Diketahui, Monumen Merpati Perdamaian diresmikan Presiden Joko Widodo pada 2016. Peresmian ini beriringan dengan kegiatan Multilateral Naval Exercise Komodo 2016 yang diikuti 15 negara.
Monumen tersebut melambangkan perdamaian, tidak hanya untuk Indonesia saja, namun di seluruh negara. Hal ini juga ditunjukkan dengan adanya replika burung merpati berwarna putih. (Donny)