Tumpukan sampah menumpuk di pinggir laut kawasan Pelabuhan Muara Baru, Jakarta Utara, Senin (29/7). |
JAKARTA, SANCA NEWS.COM - Pemerintah DKI Jakarta salahkan warganya yang tidak peduli dengan sampah. Sehingga negara harus mengeluarkan dana Rp 3,7 triliun untuk mengolah sampah.
Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta
menganggap alokasi dana operasional pengelolaan sampah senilai Rp3,7
triliun pada 2019 merupakan imbas dari perilaku warga yang tidak peduli
lingkungan.
"Sekarang kan ramai, kata orang
pengolahan sampah DKI sampai Rp 3,7 triliun. Orang lihat Rp 3,7
triliunnya. Tapi orang tidak melihat itulah kelakuan kita, dampak dari
kelakuan masyarakat yang tidak peduli dengan sampah," kata Kepala Unit
Pengelola Sampah Terpadu (UPST) Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep
Kuswanto, di Jakarta, Kamis (1/8/2019).
Asep mengakui bahwa alokasi dana
pengolahan sampah tersebut relatif besar, namun di dalamnya juga
meliputi sejumlah komponen lain seperti gaji pegawai Dinas LH DKI,
Pasukan Oranye (kebersihan) sebanyak belasan ribu personel, ongkos bahan
bakar minyak untuk 1.500 truk sampah, ratusan alat berat dan
sebagainya.
"Alokasi dana itu juga di luar kompensasi
bagi masyarakat di sekitar TPST Bantargrbang yang terdampak bau.
Besarannya sekitar Rp700-Rp800 miliar per tahun," katanya.
Dana tersebut, kata Asep, sebenarnya bisa diminimalisasi apabila masyarakat DKI bijak mengurangi sampah di sumbernya.
Permasalahan sampah di Jakarta selama ini
karena tidak terpilah di sumbernya dan tercampur dengan sampah yang
membusuk, sehingga sampah yang semula mempunyai nilai ekonomis, menjadi
tidak ada nilai jualnya saat akan diolah.
"Sampah organik dan nonorganik hampir
semuanya campur. Coba masyarakat pilah sampah sisa makanan, pisah dengan
sampah nonorganik, pasti ada yang mau mengolah. Kenapa pengolahan tidak
berjalan baik, karena sampah masih bercampur sama sisa makanan,"
katanya.
Sampah yang telah dipilah di sumbernya, akan memiliki nilai ekonomis yang tinggi untuk diolah oleh industri pengolahan.
"Semua sampah sebenarnya bisa diolah,
kompos bisa dijual, plastik jadi industri daur ulang plastik, kertas
jadi industri daur ulang kertas, namun dengan catatan itu dipilah di
rumah," katanya. (Donny)