PADANG, SANCANEWS.COM - Komunitas Lubuk Kilangan Bersatu Bangkit (LBB) mengambil tindakan untuk menutup saluran air di kanal Sikayan yang berada di jalan Padang-Solok. Alhasil, sumber air ke PT. Semen Padang terhenti dan kebutuhan air di pabrik dan area masyarakat terganggu, Kamis (1/8).

Kemarahan masyarakat adalah bentuk protes terhadap ninik mamak (pemimpin adat) yang terjadi di dua kampung karena di satu kecamatan ada dua KAN untuk memperjuangkan kursi Adat Adat Nagari (KAN) Lubuk Kilangan dan dampaknya anak keponakan yang kena imbasnya.

Nisfan Jumadil, Penanggungjawab Aksi LBB mengatakan, bahwa aksi penutupan tersebut merupakan bentuk protes masyarakat ke Semen Padang yang dinilai tidak menghiraukan surat LBB yang telah dilayangkan terkait permintaan penghentian sementara bantuan dalam bentuk apapun untuk KAN Luki.

"Penutupan saluran air ini tidak akan berhenti, jika ninik mamak tidak bertemu satu sama lain untuk menyelesaikan masalah. Kami di LBB ingin ninik mamak untuk bersatu, dan tidak menjadi terpecah karena adanya jabatan," katanya.

Sementara itu, Kapolresta Padang Kombes Pol Yulmar Try Himawan yang turun ke lokasi menyarankan kepada masyarakat, untuk menghentikan aksi tersebut, karena bisa berdampak luas pada kondisi masyarakat sekitar yang membutuhkan air dari kanal Sikayan karena kebutuhan air di SPN bersumber dari kanal Sikayan.

"Saya sarankan, jika ini masalah adat, maka tolong selesaikan dengan adat secara musyawarah dan jika ada masalah yang melanggar undang-undang terkait pemilihan ketua KAN, maka laporkan sehingga bisa diselesaikan secara hukum. Andaikan ini terus berlanjut , dampaknya tidak baik,” terangnya di lokasi.

Menanggapi pernyataan dari komunitas LBB, Kepala Unit Hubungan Masyarakat dan Sekretariat PT Semen Padang, Anita Rahmawati, mengatakan bahwa ia sangat menyesalkan tindakan yang diambil oleh komunitas atas nama LBB. Tindakan tersebut dapat berdampak pada pengoperasian pabrik semen. Tapi untuk hari ini sudah ada pasokan air untuk pabrik, hanya jika penutupan drainase berlangsung lama, pabrik bisa berhenti. 

"Harapan kami adalah bahwa masalah ini akan segera teratasi, dan kami dari PT. Semen Padang tidak ingin ikut campur, karena masalah ini internal di Nagari," kata Anita. 

Karena hilangnya tempat bertanya dan pulang tempat kabar berita, maka anak keponakan berinisiatif untuk menyatukan dua kelompok didalam sebuah wadah (LBB) yang terjadi dualisme untuk memperebutkan kursi ketua Kerapatan Adat Nagari.


Disisi lain, Yanti yang turut ikut aksi juga menegaskan, bahwa LBB akan mengancam, jika permasalahan ini tak segera di selesaikan maka akan lebih besar dampak nya ke PT. Semen Padang apa bila melalui lisan atau tulisan tidak berlaku netral ke niniak mamak nagari.

“Tak ada alasan untuk tidak melibatkan PT. SP karena ada indikasi seakan komflik ini sengaja di bikin untuk satu kelompok agar niniak mamak dan anak nagari terkotak kotak dan itu demi kepentingan oknum yang memanfaatkan kisruh sebagai ladang uang, terangnya. 

Tidak Itu saja, namun pihak LBB menilai bahwa pihak PT. SP harus paham maksud murni komunitas LBB jika ingin keselarasan banagari kondusif kembali dan pihak PT. SP akan tenang menjalankan rutinitasnya.  (sanca)
Label:

SancaNews

{picture#} YOUR_PROFILE_DESCRIPTION {facebook#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {twitter#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {google#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {pinterest#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {youtube#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL} {instagram#YOUR_SOCIAL_PROFILE_URL}
Diberdayakan oleh Blogger.