Sutopo Purwo Nugroho ketika menjalani pengobatan kanker paru-paru.
|
JAKARTA, SANCA NEWS.COM - Sempat Semangati Istri SBY, Ani Yudhoyono Akhirnya Sutopo Purno Nugroho Meninggal Dunia di China.
Sebagai sesama penyintar Kanker, Sutopo Purno Nugroho sempat memberi semangat kepada istri SBY, Ani Yudhoyono.
Sutopo Purwo Nugroho yang dikenal humoris dan pekerja keras ini akhirnya meninggal dunia setelah mendapat perawatan intensif di Guangzhou, China.
Sesaat setelah istri SBY, Ani Yudhoyono meninggal dunia, Sutopo Purwo Nugroho saat ini sedang mengalami sakit kanker paru-paru yang sangat menyakitkan hingga ke tulang dan sendi-sendi.
Ucapan Menyentuh Sutopo Saat Ibu Ani Wafat
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya mantan Ibu Negara, Ani Yudhoyono.
Melalui akun Twitter @Sutopo_PN, ia menyampaikan selamat jalan kepada Ibu Ani.
"Innaa lillahi wainnaa ilahi rajiun...Selamat jalan Ibu Ani Yudhoyono. Tuhan telah memanggilmu. Tuhan telah melepas sakit dari tubuh Ibu. Sesungguhnya kita adalah milik Allah dan kepada Allah kita akan kembali. Semoga Allah mengampuni dosa menerima amal ibadah kita. Aamiin," tulis Sutopo pada pukul 12:36 WIB, Sabtu (1/6).
Tak hanya itu, pada pukul 13.11 WIB, Sutopo kembali mengunggah foto Ani dan Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan kata-kata menyentuh.
Sebagai penderita kanker, Sutopo menyebut bahwa jasa Ani luar biasa untuk Indonesia.
"Kami keluarga besar penyintas kanker mengucapkan, 'Selamat jalan Ibu Ani SBY. Ibu sudah tidak sakit lagi. Allah memanggil Ibu karena Allah sayang Ibu. Ibu dipanggil di bulan Ramadhan yang penuh barokah. Jasa Ibu luar biasa untuk negeri ini. Tetaplah berbahagia di surga Ibu," tulis Sutopo.
Ani Yudhoyono meninggal dunia di National University Hospital, Singapura, Sabtu (1/6), pukul 11.50 waktu setempat.
Ani menderita kanker darah dan dirawat sejak Februari 2019. Sementara itu, Sutopo mengidap kanker paru-paru stadium 4B sejak setahun terakhir.
Sutopo Purwo Nugroho Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dikabarkan meninggal dunia.
Sutopo Purwo Nugroho meninggal saat menjalani perwatan di salah satu rumah sakit di Guangzhou, China, Minggu (7/7/2019), pukul 02.20 waktu setempat.
Sutopo Purwo Nugroho telah divonis menderita kanker paru-paru.
Dikutip TribunStyle melalui Tribunnews kabar meninggalnya Sutopo Purno Nugroho diketahui melalui pesan WhatsApp.
"Iya, benar (informasi yang menyebutkan Bapak Sutopo meninggal dunia)," kata Kepala Subbagian Tata Usaha Pusdatinmas BNPB, Yahya Djunaid saat dikonfirmasi Kompas.com, Minggu.
Selain itu, akun resmi Direktorat Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga mengabarkan bahwa Sutopo Purno Nugroho meninggal dunia di Guangzhou, China.
"Telah meninggal dunia Bapak @Sutopo_PN , Minggu, 07 July 2019, sekitar pukul 02.00 waktu Guangzhou/pukul 01.00 WIB. Mohon doanya untuk beliau," tulis akun Twitter @PRB_BNPB.
Meski tidak sehat karena kanker paru-paru yang diderita, Sutopo dikenal sebagai orang yang pekerja keras.
Dalam keadaan sakit, Sutopo masih saja bertanggung jawab dengan pekerjaannya.
Berikut foto-foto dan video perjuangan Sutopo saat berjuang melawan kanker paru-paru yang dilansir dari akun Instagram @sutopopurwo:
"Bukan sulap, bukan sihir. Bertahun-tahun saya botak. Puluhan shampo dan penumbuh rambut saya gunakan. Tapi rambut tak tumbuh jua. Malah rambut makin tipis.
.
Namun pasca kemoterapi rambut saya malah tumbuh. Biasanya orang dikemo rambut rontok dan botak. Saya malah tumbuh rambutnya. Tak mengalami rontok.
.
Aneh. Dokterpun juga bilang aneh. Tapi nyata. Saya mengalami sendiri. Jadi ini beneran testimoni.
.
Makanya buat para pria botak, jangan frustasi. Ada cara baru tumbuhkan rambut. Silakan ikut kemoterapi jika ingin tumbuh rambut. Hubungi rumah sakit terdekat. Ada kemo yang ditanggung BPJS lho."
"Mohon doanya saya segera sembuh dari sakit agar saya bisa terus menginfokan berbagai bencana di tanah air.
Bersyukurlah kepada Tuhan YMK atas nikmat sehat yang diberikan-Nya.
Jagalah selalu hidup sehat, berbuat kebaikan dan selalu membantu sesama agar hidup kita bermakna."
"Makin lama posisi saya saat berdiri atau berjalan makin miring.
Ternyata sesuai dengan hasil foto MRI. Tulang belakang saya sudah bengkok (skoliosis).
Bengkok disebabkan dorongan massa kanker. Rasanya sakit dan nyeri di tulang.
Makanya selalu bersyukurlah diberi nikmat sehat oleh Allah SWT.
Jangan kau rusak anggota tubuhmu dengan gaya hidup tidak sehat, makanan tidak sehat dan jarang olahraga.
Ingat, sehat itu mahal. Apalagi saat sudah menderita sakit kritis seperti saya ini.
Segala cara akan ditempuh agar sehat
kembali.
Tetaplah berterima kasih pada Allah
SWT karena kau telah diberi nikmat sehat."
"Orang kuat bukanlah orang yang
tidak pernah menangis.
Orang kuat adalah orang yang
mengakui bahwa dirinya lemah.
Menangis adalah fitrah manusia jika ditimpa musibah. Menangis juga juga untuk melepaskan segala bebam yang ada di hati kita.
Tentu yang paling baik menangis sendirian di hadapan Sang Pencipta.
Menangis adalah fitrah manusia jika ditimpa musibah. Menangis juga juga untuk melepaskan segala bebam yang ada di hati kita.
Tentu yang paling baik menangis sendirian di hadapan Sang Pencipta.
Menangis dan menyesali semua
kesalahan dan kekhilafan yang pernah kita lakukan kepada diri sendiri maupun
kepada Allah.
Jika kita melakukan ini,
sesungguhnya Allah tengah menurunkan limpahan rahmat dan nikmat yang tidak
terhingga untuk diri kita..
.
Apalagi menangis di saat sedang bersujud. “Dan mereka bersujud sambil menangis dan mereka bertambah khusyu” (QS Al Israa’: 109).
.
Insya Allah jika setelah menangis di hadapan Allah, hati ini rasanya akan lebih tenang dan pikiran akan lebih terbuka.
.
Apalagi menangis di saat sedang bersujud. “Dan mereka bersujud sambil menangis dan mereka bertambah khusyu” (QS Al Israa’: 109).
.
Insya Allah jika setelah menangis di hadapan Allah, hati ini rasanya akan lebih tenang dan pikiran akan lebih terbuka.
Yakinlah bahwa Allah mendengar dan
melihat tangisan kita.
Allah akan memberi jalan keluar yang
terbaik kepada hambanya yang mau menyesali kesalahannya dan memohon pertolongan
kepada-Nya.
.
Menangislah!"
.
Menangislah!"
"Tulang belakang bengkok atau
skoliosis yang terbentuk akibat kanker paru-paru sungguh menyakitkan.
Tulang nyeri setiap saat. Tidur pun
susah. Malam rasanya sangat panjang karena tidak bisa tidur nyenyak. Hanya
tidur ayam.
Akhirnya hati dan badan jadi tambah
sakit dan gelisah.
Belajar senam yoga adalah salah satu
ikhtiar.
Apakah yoga bisa menyembuhkan? Bagi
orang sakit apapun akan ditempuh agar sembuh dan sehat.
.
Syukurlah bagi kalian yang sehat.
Sehat itu mahal. Sehat itu nikmat dan anugerah Allah yang sungguh besar.
Janganlah kau rusak tubuhmu dengan
gaya hidup yang tidak sehat yang akhirnya bisa mendatangkan penyakit.
.
Selalu, jagalah kesehatanmu. Jagalah riang, gembira dan bahagia hatimu."
.
Selalu, jagalah kesehatanmu. Jagalah riang, gembira dan bahagia hatimu."
"Untuk kesekian kali harus
menjalani CT Scan untuk mengetahui sebaran kanker di tubuh.
Selain CT scan, berbagai cara juga
sudah ditempuh seperti PET scan, Bone scan, MRI, rontgen, dan lainnya. Semua
adalah bagian dari ikhtiar untuk sembuh dari sakit.
.
Selain tidak nyaman. Beayanya juga mahal. Tapi itulah yang harus dilakukan.
.
Jagalah kesehatan. Apapun caranya tempuhlah untuk meraih dan mempertahankan sehat. Sehat itu mahal."
.
Selain tidak nyaman. Beayanya juga mahal. Tapi itulah yang harus dilakukan.
.
Jagalah kesehatan. Apapun caranya tempuhlah untuk meraih dan mempertahankan sehat. Sehat itu mahal."
"Sakit kanker yang sudah
metastase ke tulang itu sakitnya luar biasa.
Nyeri terus menerus dan di banyak
sendi. Diberi morfin tidak mempan menahan sakit.
.
Alhamdulillah Ibuku masih sehat. Setiap merawatku.
.
Alhamdulillah Ibuku masih sehat. Setiap merawatku.
Tanpa kenal kenal lelah memijit
sendi-sendi yang sakit.
Meski selesai dipijit langsung sakit
lagi. Mendoakankanku tanpa kenal lelah agar anaknya sembuh dari penderitaan
sakit yang terus mendera anaknya. Doa ibu semoga di ijabah Allah YMK.
.
Mohon doanya semua netizen dan sahabatku semua."
.
Mohon doanya semua netizen dan sahabatku semua."
Innalillahi wa Inna Ilaihi Raji'un, Sutopo Purwo Nugroho
Humas BNPB Meninggal, Ini Biografi Lengkap
Meninggalnya Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Humas BNPB pada Minggu dini hari ini 7 Juli 2019 di China,
meninggalkan duka mendalam banyak pihak, termasuk kalangan pers yang dikenal
dekat dengan almarhum semasa hidupnya.
Betapa tidak? Kepala Pusat Data,
Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho
sempat berpamitan lewat media sosial ketika hendak berobat ke China sampai
akhirnya dikabarkan meninggal dunia dalam perawatan kanker di Guangzhou,
Tiongkok.
Kabar wafatnya Sutopo diinformasikan
Direktorat Pengurangan Risiko Bencana BNPB lewat akun Twitter-nya.
Almarhum meninggal dunia pada
Minggu, 7 Juli 2019, pukul 2 dini hari waktu setempat.
Informasi ini juga disampaikan putra
Sutopo, Muhammad Ivanka Rizaldi melalui akun Instagram-nya.
Sutopo meninggal dunia saat sedang
menjalani pengobatan penyakit kanker yang dideritanya di Saint Stamford Modern
Cancer Hospital, Guangzhou, sejak 15 Juni 2019 yang lalu.
Kanker telah menyebar ke tulang dan
beberapa organ vital tubuh.
Sebelumnya, Sutopo divonis dokter
telah mengidap kanker paru pada pertengahan Januari 2018.
#SutopoMeninggal
#SutopoBNPB #RIPSutopo
Sutopo Purwo Nugroho dalam kenangan
Biografi Lengkap
Lengkapnya bernama Dr. Sutopo
Purwo Nugroho, M.Si., APU (lahir di Boyolali, Jawa Tengah, 7
Oktober 1969 – meninggal
di Guangzhou, Tiongkok, 7 Juli 2019 pada umur 49
tahun) terakhir riwayat kariernya adalah seorang Kepala Pusat Data, Informasi,
dan Hubungan Masyarakat di BNPB.
BNPB adalah Badan Nasional
Penanggulangan Bencana.
Sutopo Purwo Nugroho
adalah alumni Universitas Gajah Mada dan Institut Pertanian
Bogor.
Sutopo Purwo Nugroho bekerja di
pemerintahan sebelum ia akhirnya ditempatkan di BNPB pada 2010 sebagai Direktur
Pengurangan Risiko Bencana.
Kota Kelahiran
Sutopo Purwo Nugroho lahir
di Boyolali, Jawa Tengah, pada 7 Oktober 1969.
Sutopo Purwo Nugroho
adalah anak pertama Suharsono Harsosaputro dan Sri Roosmandari.
SD, SMP, dan SMAnya itu ia jalani di
kampung halamannya.
Ia memperoleh gelar
S-1 geografi di Universitas Gadjah Mada pada 1993, dan ia
menjadi lulusan terbaik di sana pada tahun itu.
Ia memeroleh gelar S2 dan S3 di
bidang hidrologi di Institut Pertanian Bogor.
Menurut sebuah wawancara Sutopo
nersama dengan detik.com, ia hampir menjadi profesor
peneliti pada 2012 tapi dikandaskan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia karena statusnya sebagai peneliti Badan Pengkajian dan
Penelitian Teknologi (BPPT) yang bekerja di Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB).
Dikutip dari berbagai sumber