Ketua Panitia Penyelenggara Kongres Nasional Perhimpunan Respirologi Indonesia (Perpari) Sumbar 2019 dan Padang Respiratory and Critical Care (PRCC), dr. Fauzar, SpPD, KP, kepada wartawan di Padang, Selasa (9/7) mengatakan kongres nasional itu akan dihadiri utusan Perpari cabang seluruh Indonesia, anggota Perpari dan anggota muda Perpari.
“Kongres nasional Perpari 2019 dan Padang Respiratory and Critical Care merupakan suatu pertemuan yang sangat penting. Pertemuan ini dilaksanakan oleh pengurus pusat Perpari. Perpari Cabang Sumbar telah diputuskan sebagai panitia penyelenggara kongres tahun ini,” kata Fauzar.
Disebutkannya, Perpari merupakan perhimpunan dokter sub spesialis paru (respiratory). Saat ini, organisasi Perpari baru ada di 12 daerah di Indonesia dan jumlah anggotanya di Indonesia baru sekitar 70 orang. Namun, berbagai iven lain yang digelar dalam rangkaian Konas ini, seperti simposium, workshop, lomba poster, serta pameran farmasi, bisa diikuti oleh dokter spesialis penyakit dalam, dokter umum serta sejawat lainnya, sehingga peserta nya mencapai 300 orang.
“Banyak hal terkait perkembangan terbaru di bidang ilmu penyakit dalam, khususnya terkait penyakit paru yang akan dibahas di iven tersebut. Adapun topik-topik yang diangkat dalam simposium ini antara lain, asthma, chronic obstructive pulmonary disease, critical care medicine, lung cancer, occupational lung disease, pleural disease, pneumonia, pulmonary intervention, serta tuberculosis,” kata Fauzar.
Penasehat Perpari, Prof. dr H Zulkarnain Arsyad SpPD KP menyebutkan, salah satu topik yang dibahas pada simposium tersebut adalah penyakit asma.
“Asma merupakan lima besar penyakit yang banyak diderita pasien di bagian Penyakit Dalam (diabetes, hipertensi, gagal ginjal, pneumonia dan asma),” kata Zulkarnain.
Dijelaskannya, saat ini terdapat trend baru dalam penyakit paru. Yakni penyakit paru kerja. Penyakit tersebut banyak diderita oleh pekerja yang menghirup polusi udara bersumber dari industri. Seperti pekerja tambang, tukang cat, tukang masak dengan tungku dan lainnya. Mereka menderita batuk menahun hingga menderita penyakit paru kerja.
“Ada perbedaan antara penyakit TBC dengan occupational lung disease (penyakit paru kerja). TBC jelas disebabkan bakteri. Namun, penyakit paru kerja disebabkan oleh polusi udara yang dikeluarkan oleh industri. Gejalanya batuk kronis, beda dengan gejala TBC. Selain itu, TB bisa diderita segala usia, sedangan kanker paru biasanya menyerang usia dewasa,” katanya.
Untuk pencegahannya, menurut dr Roza Kurniati SpPD KP, yang juga sekretaris merangkap bendahara Perpari, yang paling utama adalah usahakan agar tidak terhisap partikel-partikel atau toxic dari limbah asap/uap pabrik.
“Memakai masker merupakan salah satu upaya menghindari paparan penyebab penyakit tersebut,” tambah Roza.
Sementara kongres nasional yang mengangkat tema “Paradigma baru dalam pengobatan internal pernapasan dan perawatan kritis” itu bisa terlaksana berkat kerjasama Perpari dengan sub bagian paru bagian Penyakit Dalam RS M Djamil, IDI Sumbar, FK Unand, perhimpunan dokter spesialis penyakit dalam. Rencananya, kongres nasional itu akan dibuka oleh Gubernur Sumbar. Juga dihadiri oleh Dekan Fakultas Kedokteran Unand, sejawat dokter dari berbagai rumah sakit, Kadinas Kesehatan Sumbar, dokter umum dan dokter spesialis penyakit dalam. (Dkn).