Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Padang Guswardi |
PADANG, SANCA NEWS.COM - Pemerintah Kota Padang meminta peternak lele di daerah itu tidak
menggunakan bangkai hewan sebagai pakan lele karena selain tidak sehat
juga berisiko.
"Saya pernah temukan ada peternak lele yang memasukan bangkai anjing ke
dalam kolam, itu jelas tidak sehat dan tidak aman," kata Kepala Dinas
Kelautan dan Perikanan Kota Padang Guswardi di Padang, Rabu (31/7).
Menurut dia dalam beberapa tahun terakhir menjamur penjual pecel lele di Padang sehingga kebutuhan akan lele jadi meningkat.
Tercatat ada 300 pedagang lele saat ini di Padang yang menyerap pasar ikan lele di Padang, kata dia.
Menurut dia lele yang diberi pakan bangkai hewan memiliki ciri lebih berminyak dan rasa dagingnya jika dimakan hambar, "Kalau dibuat lele asap dagingnya menyusut," katanya.
Sementara lele yang menggunakan pakan bersih saat digoreng aromanya
lebih harum, dagingnya lebih padat dan rasanya lebih enak dan gurih.
Ia menilai pakan yang cocok untuk lele adalah pelet dan jika terasa
mahal untuk membeli ada alternatif seperti cacing, usus ayam hingga
belatung yang jauh lebih aman ketimbang bangkai, "Kalau untuk belatung bisa dibudidayakan, atau bisa juga memberikan ikan yang tidak terjual," katanya.
"Saya juga sudah ingatkan kepada penyuluh perikanan untuk melarang
peternak memberikan bangkai, kalau ada yang kedapatan bisa diberi sanksi
tidak usah dibeli," ujarnya.
Terkait dengan status kehalalan lele yang diberi pakan bangkai ia menilai lele tetap halal dan yang haram adalah pakannya.
Sementara salah seorang peternak lele asal Padang Putra mengakui jika memberi pakan pelet biaya produksi menjadi membengkak. Ia mengaku memberi makan lelenya dengan usus ayam serta ikan sisa yang tidak terjual.
Sebelumnya seorang peternak lele asal Solok Andrean Alberto menceritakan
pengalamannya ketika mencoba beternak lele dengan pakan yang higienies
ternyata saat panen pengumpul membeli dengan harga yang sama dengan lele
yang diberi pakan limbah.
Akhirnya kan rugi, sementara saya memberikan probiotik hingga pelet berstandar SNI, namun di pasaran harga tetap sama, kata dia. (sanca/Dkn)