Kereta Moda Raya Terpadu (MRT) melintas di Stasiun CSW, Jakarta, Senin (1/4/2019). |
JAKARTA, SANCA NEWS.COM - Ketua Komisi B Bidang perekonomian DPRD DKI Jakarta
Abdurrahman Suhaimi menegaskan pembangunan infrastruktur bidang perhubungan
harus berdasarkan rencana induk transportasi, jika tidak akan menjadi tumpang
tindih atau hanya bongkar pasang.
“Kalau tidak ada rencana induk
transportasi, Itu tidak efektif,” kata kata Suhaimi Selasa (18/6). Suhaimi menjelaskan rencana induk
itu baru digulirkan dan dimulai tahun 2019, di mana anggarannya telah tersedia
dan hasilnya akan dilaporkan dan dievaluasi akhir tahun 2019.
Saat ini, katanya, sejumlah moda
transportasi massal di DKI Jakarta di antaranya bus Transjakarta dan kereta
Moda Raya Terpadu (MRT). “Tahun ini dipastikan ada penambahan unit bus
Transjakarta,” ujarnya.
Dikutip dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) Elektronik Pemprov DKI Jakarta tahun 2019, Dinas
Perhubungan DKI telah menganggarkan penyusunan dokumen rencana induk
transportasi Jakarta senilai Rp4,4 miliar.
Anggaran lainnya terkait transportasi
diantaranya pengadaan lahan untuk pembangunan MRT Fase 2 sebesar Rp217 miliar
dan pemeliharaan prasarana rekayasa lalu lintas di Koridor Busway Rp11,6
miliar.
Suhaimi menegaskan jika program itu
untuk kebutuhan masyarakat, maka anggaran yang diusulkan oleh Pemprov akan
dipermudah, untuk mencapai visi misi Gubernur DKI Jakarta “Maju kotanya dan
bahagia warganya”. “Kalau sudah kita setujui, insyaallah program itu tepat
sasaran,” ucapnya. (Dkn).