Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional Andre Rosiade |
JAKARTA, SANCA NEWS.COM - Badan Pemenangan
Nasional (BPN) Prabowo-Sandi mengklaim akan membuat kejutan pada sidang perdana
sengketa hasil Pemilu (PHPU) Pilpres 2019 di Mahkamah Konstitusi (MK). Namun,
Juru Bicara BPN Prabowo-Sandi, Andre Rosiade enggan membeberkan kejutan macam
apa yang akan disuguhkan saat persidangan nanti.
"Ya, lihat nanti tunggu tanggal mainnya
dong, masa kejutan diinformasikan," kata Andre saat dihubungi, Minggu (9/6).
Dia mengatakan, saat ini tim hukum BPN telah
mengumpulkan bukti dan juga saksi yang mendukung dalil mereka bahwa ada
kecurangan yang bersifat terstruktur, sistematis dan masif (TSM). Ia juga
mengimbau kepada masyarakat untuk sama-sama menyaksikan sidang tersebut.
"Kami akan buktikan dugaan TSM itu. Kami akan buktikan dugaan korupsi
politik itu," katanya.
Andre mengaku, belum mengetahui pasti terkait
sudah atau belum diserahkannya perbaikan permohonan ke MK. Namun, seluruh untuk
persidangan sudah dilengkapi oleh tim kuasa hukum. "Kami yakin dan optimis
(MK kabulkan permohonan BPN, Red)," ujarnya.
Menurut Andre, pihaknya tidak akan mengerahkan
massa selama sidang sengketa Pilpres di MK. Namun, dia juga tidak bisa menjamin
sidang di MK nanti akan bebas dari aksi unjuk rasa. Sebab, ada
kemungkinan masyarakat datang atas inisiatif sendiri.
"BPN tak akan mengerahkan massa, tapi kalau
masyarakat ingin datang ke MK kita tak bisa halangi," imbuhnya.
Andre menambahkan, BPN Prabowo-Sandi akan fokus
menyiapkan segala materi persidangan di MK. Bahkan, ia menilai, aksi massa
justru bisa mengganggu konsentrasi tim hukum BPN. Misalnya semalam, tim hukum
yang mendaftarkan gugatan ke MK sempat terhambat karena banyak jalanan ditutup.
Penutupan itu terjadi pasca kerusuhan di sejumlah titik di Jakarta yang terjadi
pada aksi 22 Mei.
"Kami tak ingin juga mengganggu kinerja tim
kuasa hukum seperti semalam sulit sekali masuk MK," imbuhnya.
Kendati demikian, lanjutnya, jika massa melakukan
unjuk rasa, ia memastikan akan ada imbauan dari Prabowo-Sandi atau tim BPN agar
aksi tersebut berjalan secara tertib. "Kita akan minta tolong damai jangan
anarkistis," ujar politisi Partai Gerindra itu.
Terpisah, Direktur Advokasi dan Hukum Tim
Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Ade Irfan Pulungan mengaku, tidak ambil
pusing terkait bakal adanya kejutan seperti apa yang disampaikan kubu 02.
Menurutnya pernyataan semacam itu tidak akan
berpengaruh bagi tim hukum TKN. Ia juga meyakini BPN tidak memiliki bukti yang
cukup kuat dalam persidangan nanti.
"Saya berani mengatakan itu kenapa, ya
memang mereka tidak punya bukti yang material, tidak punya saksi yang kuat di
lapangan, yang terdaftar di TPS, kan setiap orang terdaftar di TPS siapa
namanya, saksi dari mana, saya yakin itu, jadi kalau ada kejutan-kejutan tuh
itu hanya bluffing aja, nggak apa-apa lah," ujarnya. (Dkn).